BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan bagian yang esensial
dari protoplasma dan dapat di katakana bahwa semua jenis kehidupan bersifat
aquatik. Beberapa faktor tersedianya air antara lain curah hujan, kelembaban,
penguapan, angin, suhu dan udara.
Limnologi merupakan ilmu dari
perairan umum, berhubungan seluruh faktor yang mempengaruhi populasi yang hidup
didalam perairan itu. Tidak benar menyatakan bahwa limnologi adalah sebagai
kajian perairan tawar karena pada daerah kering, genangan yang ada sungguh
beragam. Debit air adalah besarnya air yang mengalir persatuan waktu tertentu yang
mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai / saluran / mata air). Kondisi
suatu perairan sangat tergantung dengan debiat air yang ada. Jika debit air
cukup tinggi maka dapat mendukung kelangsungan hidup organisme didalamnya.
Debita air yang cukup, mampu mendukung kegiatan perikanan khususnya bbudidaya
ikan. Pengukuran debit air penting guna untuk mengetahui kemampuan perairan
untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus
air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh
kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan. Pengukuran debit air juga sangat
memiliki peranan yang penting dalam dunia perikanan atau pemanfaatan perairan.
Melalui pengukuran debit air maka dapat diketahui kemampuan perairan untuk
menyuplai air untuk kebutuhan mahkluk hidup seperti manusia, maupun hewan dan
tumbuhan. Didalam dunia perikanan memiliki peran yang setrategis dimana air
adalah komponen utama dalam budidaya perikanan.
1.2.
Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui cara untuk
menghitung debit air di suaru perairan
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana
debit air yang baik untuk digunakan dalam budidaya perairan, dan manfaatnya
bagi kelangsungan hidup organism di dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sachlan (1980) perairan umum
merupakan sumberdaya yang mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun
untuk kehidupan manusia. Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma
dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic. Air juga merupakan zat yang
mengelilingi semua organisme dan merupakan bagian-bagian terbesar pembentuk
tumbuh-tumbuhan dan binatang air (Nybakken, 1982). Kualitas air dan kuantitas
air suatu perairan yang sangat dipengaruhi parameter fisika, kimia, biologi
(Bishop, 1973).
Arus merupakan
gerakan yang mengalir dari suatu massa air yang disebabkan oleh desitas air
lau, tiupan angin atau dapat pula disebabkan gerakan bergelombang panjang.
Selanjutnya Sidjabat (1976), arus adalah pergerakan massa air secara horizontal
yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerus dipermukaan dan
desitas air laut.Apabila diperhatikan arus ini pada bagian permukaan akan sulit
untuk diramal kemana arah arus tersebut.
Kecepatan dan arus tidak selalu mengikuti pola tertentu, hal
ini disebabkan kondisi perairan muara yang sangat kompleks dan merupakan
kombinasi dari beberapa faktor. Mc. Dowel dan O’ Connor (1977) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pola arus di perairan muara diantaranya adalah
pasang surut dan arus limpasan air sungai.
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu di ketahui luas penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik pengukuran (Ongkosongo, 1980).
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu di ketahui luas penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik pengukuran (Ongkosongo, 1980).
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran debit air dengan metode pelampung
dilaksanakan pada hari rabu, 6 Maret 2013 bertempat di Departemen Perikanan
PPPPTK PERTANIAN CIANJUR.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran debit air ini adalah:
Pelampung (bola pimpong)
Roll meter
Stop watch
Tali raffia
Pasak bambu
Palu kayu
Alat tulis
Saluran air sungai
3.3.
Prosedur Kerja
A. Menentukan Kecepatanaliran air sungai
1.
Tentukan
lokasi daerah pengukuran (hulu sungai)
2.
Pasang
pasak no 1di sebelah kiri saluran, kemudian tegak lurus kea rah seberang,
pasang pasak no 2
3.
Hubungkan
kedua pasak dengan menggunakan tali rafiab(daerah pengukuran I)
4.
Pasang
pasak no 3 dan 4 dengan jarak 25 meter (D) kea rah hilir dari pasak no 1 dan 2
5.
Hubungkan
kedua pasak dengan menggunakan tali raffia (daerah pengukuran II)
6.
Hanyutkan
pelampung dengan jarak kurang lebih 25 meter dari batas daerah pengukuran I
7.
Sesaat
kemudian hidupkan stopwatch, saat pelampung tepat berada di bawahtali batas
daerah penampang I
8.
Matikan
stopwatch saat pelampung telah mencapai tepat di bawah tali batas daerah
penampang II
9.
Catat
waktu tempuh dari penampang I ke penampang II
10. Hitung kecepatan aliran air dengan
menggunakan rumus : v = D/t (m/det)
B. menentukan luas daerah penampang
1.
Tentukan
lebar saluran pada daerah penampang (L)
2.
Ukurlah
kedalaman air pada daerah penampang I ulangi hingga 5 tempat (d1, d2, d3, d4,
d5)
3.
Tentukan
rata-rata kedalaman air:
4.
D=
(d1+d2+d3+d4+d5)/5
5.
Hitungah
luas daerah penampang basah;
6.
A=
L x d (m2)
C. menentukan debit air
Q=v×A (m3/det)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Dari
praktikum pengukuran debit air yang telah dilakukan, telah diperoleh hasil sbb:
a.
hasil pengukuran debit air di kolam ikan bawal
b.
hasil pengukuran debit air di aliran sungai.
D
|
T
|
V
|
25 cm
|
74 detik
|
0,33 m/s
|
Luas sungai
|
D
|
A
|
Luas sungai
|
D
|
A
|
A
|
Q (V×A)
|
130 cm
|
1. 34,5 cm
|
130 cm × 28,125 cm
|
140 cm
|
1. 17 cm
|
140 cm × 18 cm
= 2520 cm
= 0,25 cm
|
0,305 m2
|
=0,09 m3/s
|
|
2. 36 cm
|
|
|
2. 18,5 cm
|
|
|
|
|
3. 31 cm
|
|
|
3. 18 cm
|
|
|
|
|
4. 11 cm
|
|
|
4. 18,5 cm
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2.Pembahasan
Praktikum menghitung debit air
dilakukan dengan menggunakan metoda pelampung, praktikum dilaksanakan di aliran
sungai dan di inlet kolam ikan bawal. Sungai yang dijadikan tempat praktek
berukuran 130cm pada bagian hulu dan 140 cm pada bagian hilir, dengan jarak
penampang I ke penampang II adalah 25 m.
mantabb
BalasHapus