BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di dunia ini tidak terdapat makhluk hidup dengan berbagai
macam ukuran. Ada yang makaro dan mekro dengan fungsinya masing-masing, contoh
makhluk hidup makro yaitu seperti manusia hewan-hewan berukuran besar, dan
makhluk hidup mikro yaitu seperti palngton dan ada juga yang bernama bakteri.
Bakteri
mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik
bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam
sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi.
Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan
pewarnaan menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini
membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding selnya.
Pewarnaan melalui metode gram
meliputi 3 proses utama, yaitu pengecatan dengan kristal violet, penghapusan
warna) dengan etil alkohol atau aseton, kemudian pemberian pewarna
kontras menggunaan air fukhsin.
1.2 Tujuan
Ø Cara
sterilisasi alat menggunakan autoklaf sebelum alat digunakan dalam praktikum.
Ø Prosedur kerja
untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan penggolongannya melalui metode
pewarnaan.
Ø Perbedaan
bakteri gram positif dan gram negatif.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Bakteri
Gram Positif dan Negatif
Bakteri
gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet
sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan
mikroskop. Sedangkan gram positif akan akan berwarna ungu
Bakteri
gram positif seperti Staphylococcus aureus hanya mempunyai membran
plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar
90 % dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya
berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Beberapa perbedaan sifat
yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu :
Pembeda
|
Bakteri gram positif
|
Bakteri gram negatif
|
Dinding sel :
Lapisan peptidoglikan
Kadar lipid
|
lebih tebal
1-4 %
|
lebih tipis
11-22%
|
Resistensi terhadap alkali (1%
KOH)
|
tidak larut
|
larut
|
Kepekaan terhadap Iodium
|
lebih peka
|
kurang peka
|
Toksin yang dibentuk
|
eksotoksin
|
endotoksin
|
Resistensi terhadap tellurit
|
lebih tahan
|
lebih peka
|
Sifat tahan asam
|
ada yang tahan asam
|
tidak ada yang tahan asam
|
kepekaan terhadap penisilin
|
lebih peka
|
kurang peka
|
kepekaan terhadap streptomisin
|
tidak peka
|
peka
|
2.2. Sterilisasi Alat Menggunakan Autoklaf
Autoklaf adalah alat
pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu
dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.
2.3. Media Biakan
Media pertumbuhan bagi bakteri dapat berupa zat-zat
makanan yang di perlukan oleh bakteri untuk makan dan tumbuh.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel.
Media yang dapat ditumbuhi oleh bakteri berupa media cair, adalah media yang
berbentuk cair Contohnya: Nutrient Broth (NB),
Lactose Broth (LB) dan kaldu sapi.
Media semi padat Contohnya: Agar dengan konsentrasi
rendah 0,5% dan media padat Contohnya:
Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), Potato Dextrose Agar (PDA), gelatin,
silika gel dan beberapa limbah pertanian berbentuk padat. Media untuk perhitungan
jumlah adalah media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba. Contohnya : Plate Count agar (PCA).
2.4. Isolasi
Bakteri
Isolasi bakteri adalah proses pengambilan bakteri dari
medium atau lingkungannya dan untuk menumbuhkannya di medium yang dibuat
sehingga diperoleh biakan yang murni. Untuk menghindari kontaminasi dalam
pengambilan bakteri harus menggunakan prosedur aseptik. Tujuan
isolasi adalah untuk mengisolasi bakteri serta menguji aktivitass nukleasies
dari sejumlah isolate yang dihasilkan (Amsi, 2010). Dalam pemindahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara
penggoresan dan penaburan.Adapun alat
yang digunakan untuk menjalankan
dalam kegiatan ini adalah bunsen dan laminar
air flow. Dan harus dilakukan dengan tepat dan steril agar
terhindar dari kontaminasi.
2.5. Teknik Penanaman
2.4.1.1. Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik penanaman dengan menyebarkan suspensi bakteri
ke seluruh permukaan media yang
terdapat di cawan petri agar diperoleh kultur murni dan alat untuk
meratakannya yaitu menggunakan batang L.
2.4.2. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawan
petri dengan jarum (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni,
1997).
Pada teknik ini di perlukan ketelitian karena goresan
yang salah akan menyebabkan agar rusak dan bakteri tidak tumbuh. Dan teknik ini
harus dilakukan dengan benar karena untuk menghindari kontaminasi.
Ini adalah beberapa jenis goresan yang sering digunakan
dalam penanaman bakteri.
2.4.2.1. Goresan Sinambung
2.4.2.2. Goresan T
2.4.2.3. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
2.6.
Pewarnaan Bakteri
Adapun tujuan pewarnaan
adalah untuk dapat melihat bentuk jasad bakteri. Selain untuk melihat bentuk
juga untuk melihat ukuran jasad, dan juga untuk mengetahui tahap awal dari
bakteri gram positif dan gram negatif.
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan
sebagai berikut :
2.5.1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana,
merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Pewarnaan sederhana dapat
membedakan tipe morfologi baik kokus, basil, spirilium, dan sebagainya. Dan
pewarnaan ini menggunakan satu zat pewarna saja. Kebanyakan bakteri
mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif). Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan
adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol
(5 detik).
2.5.2. Pewarnaan differensial
Pewarnaan diferensial
adalah pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna
seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam.
v Pewarnaan
Gram
pewarnaan Gram adalah suatu
metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni
gram-positif dan gram-negatif.
Reaksi atau sifat
bakteri ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan
Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
- Zat warna utama (violet kristal)
- Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
- Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
- Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna
ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
v Pewarnaan
Tahan Asam
Pewarnana ini dilakukan
untuk bakteri yang memiliki kandungan lemak dalam kosentrasi yang tinggi
sehingga agak susaah untuk menyerap zat warna. Jadi harus diberikan zat khusus
seperti karbolfukhsin melalui proses pernapasan maka bakteri akan menyerap zat
warna tersebut. Dan pewarna ini akan diikat kuat oleh bakteri sehinngga tidk
dapat dilepas lagi walau di basuh dengan alkohol sekalipun. Dan karena itulah
bakteri ini disebut bakteri tahan asam.
. Ada beberapa cara
pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut
Ziehl-Neelsen (anonymous, 2009).
2.7. Morfologi Koloni
Bakteri
a.
Bentuk (Form)
·
Circular
·
Irregular
·
Spindle
·
Filamentous
·
Rhizoid
b. Elevation
·
Flat
·
Raised
·
Convex
·
Umbonate
·
Crateriform
c. Margin
·
Lobate
·
Undulate
·
Serrate
·
Filiform
·
Curled
BAB III
METODELOGI
3.1. Waktu dan
Tempat Pelaksanaan
Kegiatan praktikum Pewarnaan Bakteri dilakukan pada :
ü Tanggal : 3 – 4 Juni 2013
ü Hari :
Senin - Selasa
ü Waktu : 09.00-16.00 WIB
Praktikum
dilaksanakan di Departemen Perikanan Sebelah Barat PPPPTK Pertanian Cianjur.
3.2. Alat dan
Bahan
3.2.1. Mengenalkan
Perlatan Yang Berhubungan dengan Materi Hama Penyakit Ikan
v Autoklaf
v Mikropipet
3.2.2. Mendiagnosa Serangan Bakteri Terhadap Ikan
ü Alat
1.
Autoklaf
2.
Hot plat
3.
Cawan petri 4
pasang
4.
Labu erlenmeyer
5.
Bunsen burner
6.
Batang L, 1 buah
7.
Mikropipet
8.
Beaker glass
9.
Dissecting set
10.
Jarum inokulum/ose 1 buah
11. Timbangan
ü Bahan
1.
Nutrien Agar 23
gram
2.
Aquades 1000 ml
3.
Alkohol
4.
Sampel ikan sakit
5.
Alumunium foil
6.
Kapas
7.
Tissue
8.
Plastik
3.2.3. Mengamati Koloni Bakteri
ü Alat
·
Mikroskop
·
Loop
ü Bahan
·
Biakan bakteri
·
Tissue
3.2.4. Penentuan jenis gram bakteri melalui teknik
pewrnaan
ü Alat
·
Kaca obyek
·
Jarum inikulasi
·
Mikroskop
ü Bahan
·
Tissue
·
Aquades steril
·
Pewarna dasar
kristal violet
·
Larutan pengikat
warna dasar, larutan iodine
·
Larutan pencuci
warna dasar, alkohol 70%
·
Larutan pembanding,
larutan safranin
·
Biakan murni
bakteri
3.2.5. Penentuan Jenis Gram Bakteri Dengan KOH 3%
ü Alat
·
Kaca Obyek
·
Jarum inokulum
·
Mikroskop
ü Bahan
·
KOH 3%
·
Biakan bakteri
murni
3.3. Prosedur Pelaksanaan
3.3.1. Mengenalkan Peralatan yang Berhubungan Dengan
Materi Hama dan Penyakit
ü Autoklaf
·
Sebelum melakukan
sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang ari batas
yang ditentukan, maka dapat ditambahkan air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
·
Masukkan peralatan
dan bahan. Jika mennsterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
·
Tutup autoklaf
dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari
bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
·
Nyalakan autoklaf,
diatur timer dengan waktu minimal 15
menit pada suhu 121oC.
·
Tunggu sampai air
mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari
klep pengamanan. Kemudian klep pengamanan ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai
selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
·
Jika alarm tanda
selesai berbunyi , maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama
dengan udara di lingkungan (jarum pdan
preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka
dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
ü Mikropipet
·
Sebelum digunakan thumb knop sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
·
Masukkan tip bersih
ke dalam nozzle/ujung mikropipet.
·
Tekan thumb knop sampai hambatan pertama/frist stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
·
Masukkan tip ke
dalam cairan selama 3-4 mm.
·
Tahan pipet dalam
posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari thimb knop maka cairan akan masuk ke tip.
·
Pindahkan ujung tip
ke tempat penampung yang diinginkan.
·
Tekan thumb knop
sampai hambatan kedua/seconfd atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan
akan keluar ddari ujng tip.
·
Jik ingin
melepaskan tip putar thumb knop searah jarum jam dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.
3.3.2. Mendiagnosa Serangan Bakteri Terhadap Ikan
a.
Lakukan sterilisasi
terhadap alat dan bahan yang akan digunakan.
b.
Pembuatan Medium NA
(Nutrien Agar)
·
Sebelum digunakan, lakukan
sterilisasi terhadao semua peralatan
·
Timbang NA sebanyak
23 gram, masukkan ke dalam erlenmeyer 1000 ml dan larutkan dalam 1000 ml
aquadest, kemudian didihkan diatas bunsen
·
Tuang dalam cawan
petri dengan ketebalan sekitar 3-5 cm dan diamkan beberapa saat hingga medium
membeku
·
Letakkan cawan
petri berisi medium beku tersebut dalam posisi terbalik (bagian penutup berada
di bawah, dan bagian yang berisi medium berada di atas)
c.
Isolasi bakteri
(digunakan untuk sampel air kolam dan lendir ikan).
d.
Penanaman bakteri
yang bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu :
1)
Metode Spread (Agar Tabur Ulas)
·
Ambil suspensi
cairan sebanyak 0.1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan di atas permukaan
agar yang telah memadat.
·
Batang L atau
batang drugal dimbil kemudian disemprot alkohol dan dibakar di atas bunsen
beberapa saat, kemudian didinginkan dan tunggu beberapa detik.
·
Kemudian sebarkan
dengan menggosokannya pada permukaan agar tetesan suspensi merata, penyebaran
akan lebih efektif bila caawan ikut diputar.
·
Hal yang perlu
diingat bahwa batang L terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme
dapat mati karena panas.
2)
Metode Penanaman dengan Goresan Sinambung
·
Sentuhkan inokulum
loop pada koloni dan goreskan secara kontinyu sampai setengah permukaan agar
·
Jangan pijarkan
loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis
·
Goresan sinambung
umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk
peremajaan ke cawan atau medium baru.
3)
Metode Penanaman dengan Goresan T
·
Bagi cawan menjadi
3 bagian menggunakan spidol marker
·
Inokulasi daerah 1
dengan streak zig-zag
·
Panaskan jarum
inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2
·
Cawan diputar untuk
memperoleh goresan yang sempurna
·
Lakukan hal yang
sama pada daerah 3.
4)
Metode Goresan Kuadrat (Streak Quadrat)
·
Bagi cawan menjadi
4 kuadrat menggunakan spidol marker
·
Inokulasi daerah 1
dengan streak zig-zag
·
Panaskan jarum
inokulan dan tunggu dingin
·
Goresan selanjutnya
dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin
sedikit dan akhurnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal
·
Cawan diputar untuk
memperoleh goresan yang sempurna
·
Lakukan hal yang
sama pada daerah 3 dan 4.
3.3.3.
Mengamati Koloni Bakteri
Amati hasil biakan yang sudah diinkubasi, meliputi :
1.
Ukuran, pinpoint/punctifrom (titik)
2.
Bentuk koloni
3.
Elevasi koloni
4.
Permukaan koloni
5.
Margins
3.3.4. Penentuan Jenis Gram Bakteri Melalui Teknik
Pewarnaan
ü Pembuatan
Biakan dan Fiksasi
a.
Cair
·
Suspensi sel
sebanyak satu atau dua mata jarum inkulasi diletakkan pada kaca obyek
·
Lalu diapuskan pada
kaca obyek selebar 4-5 cm
·
Biarkan mengering
di udara atau di atas api kecil dengan jarak 25 cm
b.
Padat
·
Sediakan kaca
bendayang bersih , lalu lewatkan diatas nyala api bunsen
·
Teteskan setetes
aquades steril di atas benda tersebut
·
Secara asetik,
ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan di atas tetesana
aquades, kemudian ratakan perlahan-lahan
·
Ambil kaca benda
yang tegak sehingga apusan menjadi tipis dan merata
·
Fiksasi dengan cara
melewatkan apusan tersebut di atas nyala api dengan dengan cepat.
ü Pewarnaan
·
Letakkan apusan di
atas kawat pengga yang berda di atas mangkuk pewarna. Lalu teteskan larutan
kristal violet pada apusan dan biarkan selama 30-60 detik
·
Cuci warna dasara
dengan air mengalir, keringkan
·
Teteskan larutan
iodine pada apusan, biarkan selama 30-60 detik
·
Cuci larutan iodine
dengan air mengalir, keringkan
·
Rendam atau basuh
dengan alkohol70% selama 15 detik
·
Tetesakan larutan
safranin, biarkan selama 30-60 detik
·
Cuci dengan air
mengalir, lalu keringkan
·
Amati dengan
mikroskop
·
Gambar bentuk
morfologinya!
3.3.5. Penentuan Jenis Gram Bakteri dengan KOH 3%
·
Teteskan 3% KOH
cair pada slide (10 ul)
·
Transfer sejumlah
sel kasat mata dari kultur ke tetesan KOH menggunakan jarum inokulum (jumlah
ini jagan terlalu sedikit)
·
Aduk sampai
sempurna dengan diameter adukan 1,5 cm
·
Diamkan selama 5-60
detik dan amati
·
Jika suspensi
berlendir maka gram negatif, dan jika tidak berlendir maka gram positif
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1.
Mengamati Koloni Bakteri
No
|
Organ Sampel
|
Form
|
Elevation
|
Margin
|
1
|
Hati
|
Filamentous
|
Convex
|
Undulate
|
2
|
Ginjal
|
Rhizoid
|
Convex
|
Entire
|
3
|
Darah
|
Filamentous
|
Creteriform
|
Filoform
|
4
|
Air 1
|
Rhizoid
|
Creteriform
|
Undulate
|
5
|
Jantung
|
Filamentous
|
Convex
|
Undulate
|
4.1.2.
Penentuan Jenis Gram Bakteri Melalui Teknik Pewarnaan
No
|
Organ Sampel
|
Gram Bakteri
|
Warna Bakteri
|
1
|
Hati
|
Negatif
|
Merah
|
2
|
Ginjal
|
Negatif
|
Merah
|
3
|
Darah
|
Negatif
|
Merah
|
4
|
Air 1
|
Negatif
|
Merah
|
5
|
Jantung
|
Negatif
|
Merah
|
4.1.3.
Penentuan Jenis Gram Bakteri dengan KOH 3%
No
|
Organ Sampel
|
Hasil Suspensi
|
1
|
Hati
|
Berlendir
|
2
|
Ginjal
|
Berlendir
|
3
|
Darah
|
Berlendir
|
4
|
Air 1
|
Berlendir
|
5
|
Jantung
|
Berlendir
|
4.2.
Pembahasan
Dari hasil
praktikum Hama Penyakit Ikan ini dilakukan selama 2 hari berturut-turut. Dimana hari
pertama dilakukan pembuatan media Agar, dimana media agar merupakan media pengaya yang dapat
memperbanyak bakteri, baik yang ada dalam specimen maupun koloni-koloni
bakteri.
Dalam kegiatan ini hal yang diperlu dilakukan adalah
tentang mensterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan. Dalam tahap ini
menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC dan setelah suhu 121oC
maka tunggu hingga 15 menit sampai alram berbunyi. Mengapa dikatakan perlu
karena mensterilisasi alat dan bahan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
dari bakteri-bakteri atau udara-uadara yang ada, jika terkontaminasi maka hasil
bakteri yang kita amati gagal.
Pengambilan sampel bakteri pada ikan dapat diambil dari
air, hati, limpa, usus, dan organ lainnya. Setelah pengambilan sample non air
harus di hancurkan menjadi halus untuk memudahkan proses penanaman nantinya.
Dalam
kegiatan ini terdapat juga proses pewarnan bakteri dengan menggunakan zat
pewarna. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,
peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci
dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga
preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan
bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies
(Dwidjoseputro, 1994).
Teknik pewarnaan warna
pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana,
pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian
warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan
tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi,
dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan
diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari
sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan
ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.(waluyo,2010)
Dalam pratikum terjadi kesalahan seperti terjadinya
kontaminasi pada saat penanaman bakteri, kontaminasi ini bisa terjadi akibat
mulut yang tidak ditutup saat pratikum, ruangan yang tidak steril, dan tangan
yang tidak steril, dan sebagainya. Dan apabila salah satu itu terjadi maka
besar kemungkinan bakteri yang ditanam akan terkontaminasi.
Bakteri yang
kami tanam terkontaminasi oleh bakteri yang berada diluar wadah bakteri
sehingga bakteri yang kami tanam keberadaannya tidak beraturan/tidak berada
digaris pada jalurnya. Kemudian dilakukan pewarnaan gram untuk menentukan
morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri pada media agar. Dan setelah diidentifikasi dengan
pewarnaan gram, dengan sifat gram semua sample berlendir yang dilakukan penelitian otopsi menunjukkan bahwa ikan komettersebut
terserang bakteri gram negatif. Ini ditandai dengan hasil tes KOH yang
berlendir dan setelah itu dilakukan diMikroskop
untuk melihat sifat pewarnaannya dan morfologi bakteri. Dan setelah
diidentifikasi diMikroskop semua sample warnanya merahdan bentuk Formnya beragam. Pada sample hati bentuk koloninya adalah
filamentous, elevationya adalah convex dan marginnya yaitu undulate. Pada
sample ginjal bentuk koloninya adalah rhizoid, elevationnya adalah convex, dan
edgenya adalah Filororm. Pada sampel darah bentuk koloninya adalah filamentous,
elevationnya adalah crateriform, dan pada bagian marginya adalah entire. Pada
sampel ari bentuk koloninya rhizoid, elevationnya crateriform, dan marginnya
adalah undulate. Pada sampel Jantung bentuk koloninya adalah filamentous, elevationnya adalah
convex, dan marginnya adalah undulate.
Kontaminasi ini terlihat jelas karena bakteri hidup di
luar dari kerikan, padahal bakteri hidup hanya pada daerah kerikan saja. Dan
pada penanaman terjadi kesalahn pada sampel, sampel yang digunakan yaitu limpa
dan limpa tersebut belum benar-benar hancur sehingga limpa ikut dalam agar yang
menyebabkan limpa busuk dan terjadi kontaminasi terhadap bakteri yang ditanam.
Hasil pratikum juga menunjukan bahwa bakteri yang
menyerang ikan sampel merupakan bakteri jahat yaitu bakteri gram negatif,
terlihat dari warna yang merah dan berlendir.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
ü Bakteri digolongkan atas dua jenis berdasarkan pewarnaan
yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
ü Alat dan bahan yang steril adalah salah satu cara
penghindaran dari kontaminasi bakteri.
ü Faktor-faktor yang
mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
ü Penanaman
bakteri di agarmenggunakan metode streak.
ü Hasil
menunjukan bahwa semua bakteri yang diambil adalah bakteri gram negatif.
5.2. Saran
ü Alat dan bahan memang harus di sterilisasi terlebih
dahulu.
ü Usahakan tangan dan sekitar area pratikum harus steril.
ü Pada saat pratikum gunakan alat penutup mulut agar
menghindari kontaminasi terhadap bakteri.
ü Pratikum sepreti ini harus terus dilakukan dan
dikembangkan agar kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
cara dowloadnya giman yach
BalasHapus