PENGAMATAN TERHADAP HAMA YANG MENYERANG IKAN DAN MENGINDENTIFIKASI GEJALA SERANGAN PENYAKIT TERHADAP TINGKAH LAKU IKAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penyakit pada ikan merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam usaha budidaya ikan. Adanya penyakit ikan erat hubungannya dengan lingkungan dimana ikan itu berada. Untuk itu dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan, selain dilakukan pengendalian terhadap lingkungan juga perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit ikan itu sendiri.
Dengan adanya informasi ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui secara dini gejala awal serangan penyakit, serta dapat melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan terhadap timbulnya penyakit ikan secara benar.
Organisme aquatik hidup pada lingkungan yang seringkali kondisinya berbeda dengan lingkungan tubuhnya (kondisi media internal), bahkan kondisi lingkungan tersebut seringkali berubah – ubah dari waktu kewaktu. Perubahan – perubahan inilah yang harus dihadapi dan disiasati sehingga organisme aquatik mampu bertahan hidup dihabitatnya. Adanya perubahan lingkungan ini harus direspon oleh ikan dan bentuk responya beragam bergantung pada jenis variabel lingkungan yang berubah, besarnya perubahan, lamanya perubahan berlangsung, dan kemampuan adaptasi dari ikan itu sendiri. Dengan melakukan perubahan – perubahan pada indiviu ikan (misalnya : perubahan biokimia, proses fisiologis, struktur sel, organ, bahkan struktur tubuh dan pola tingkah laku), maka ikan akan mampu menghadapi perubahan lingkungan tersebut. Jadi pada dasarnya hewan (ikan) harus melakukan upaya untuk mempertahankan kondisi tubuhnya pada keadaan yang stabil agar dapat bertahan hidup. Besarnya upaya untuk mempertahankan kondisi yang stabil (homeostasi) melawan perubahan – perubahan lingkungan melibatkan berbagai organ tubuh dengan kontrol sistem integrasi dan tentunya membutuhkan energi. Proses penyesuaian kondisi tubuh terhadap kondisi lingkungan yang selalu berubah ubah ini disebut adaptasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum adalah sebagai berikut :
1.                       Mahasiswa dapat mengidentifikasi ikan yang terserang hama
2.                       Mahasiswa dapat membedakan ikan yang sakit
3.                       Mahasiswa dapat mengetahui gejala-gejala penyakit ikan  
 



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi ikan Koi 
Sebagai “bentuk lain” dari ikan mas, pada da-sarnya
hampir seluruh organ tubuh koi 
sama dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada
beberapa perbe-daan pokok seperti 
bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa hal
yang sifatnya sangat khusus.

Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi inereka untuk berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada bisa diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki. Hanya bedanya dengan manusia, tangan dan kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau di-potong.
Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan “sayap” yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila bere-nang. Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

                                  
2.2 Morfologi dan Klasifikasi Ikan Nila

Kordy K.(2000) membuat catatan tentang bentuk tubuh (morfologi) seekor ikan nila (Oreochromis niloticus) secara umum, yaitu mempunyai bentik badan pipih ke samping memenjang, warna putih kehitaman, makin ke perut makin terang. Ikan nila mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan. Mata ikan nila tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut ikan terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada thorocis, garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada, jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid.
Penamaan ikan nila dan mujair di Indonesia menjadi Oreochromis nilotikus dan Oreochromis mossamicus (Sugiarto, 1988). Sehingga klasifikasi ikan nila sebagai berikut :
             

Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Percomorphi
Famili              : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis nilotikus
Ikan nila termasuk golongan ikan pemakan segala atau lazim disebut omnivore. Namun larva ikan nila tidak sanggup memakan makanan dari luar selama masih tersedia makanan cadangan berupa kuning telur yang melekat di bawah perut larva yang baru menetas. Hal ini berbeda dengan jenis ikan air tawar pada umumnya yang sesaat setelah menetas lubang mulut sudah terbuka. Setelah rongga mulut terbuka, larva ikan nila memakan tumbuh-tumbuhan dan hewan air berupa plankton. Jenis-jenis plankton yang biasa dimakan antara lain yaitu alga bersel tunggal maupun benthos dan krustase berukuran kecil. Makanan ini diperoleh dengan cara menyerapnya dalam air (Djarijah, 1995).



2.3. Hama
Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya ikan tersebut, terdapat pula beberapa masalah yang mengganggu, sehingga menghambat perkembangan usaha budidaya, yaitu hama dan penyakit ikan. Apabila keadaan tersebut tidak segera ditanggulangi lebih awal, maka kegiatan budidaya ikan tersebut akan terganggu, akibatnya ikan akan menurun karena tingkat kematiannya tinggi. Untuk menghindari hal tersebut perlu diupayakan pencegahan dan pengobatan terhadap hama dan penyakit ikan. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa tidak semua penyebab kematian dikarenakan penyakit, maka dalam menangani masalah ini,tindakan penanggulangannya dilakukan secara hati-hati dan teliti agar tidak menimbulkan kesalahan yang merugikan.Ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan / udang terserang penyakit meliputi:
A. Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain:
1. Perubahan salinitas air secara mendadak;
2. pH yang terlalu rendah (air asam), dan pH yang terlalu tinggi (air basa/alkalis);
3. Kekurangan oksigen dalam air;
4. Zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan sebagainya);
5. Perubahan suhu air yang mendadak;
6. Kerusakan mekanis (luka-luka);
7. Perairan terkena polusi.
B. Makanan yang tidak baik :
1. Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang buruk;
2. Bahan makanan yang busuk dan mengandung kuman-kuman.
C. Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan oleh keturunan.
D. Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan tersebut.Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas keseimbangan psikologi dalamdiri ikan terhadap lingkungannya. Biasanya stres pada ikan diakibatkan perubahanlingkungan akibat beberapa hal atau perlakuan misalnya akibat pengangkutan/transportasiikan-ikan yang dimasukkan ke dalam jaring apung di laut daritempat pengangkutan biasanya akan mengalami shock, berhenti makan dan mengalami pelemahan daya tahan terhadap penyakit.
E. Kepadatan IkanKepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan (carrying capacity) akanmenimbulkan persaingan antar ikan tinggi, oksigen terlarut menjadi rendah dan sisametabolisme seperti ammonia akan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan penyebab timbulnya serangan penyakit. (Anonim, 2005).Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (dari dalam), maksudnya penyebab penyakit itu masih di sebabkan oleh spesies itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal di sebabkan oleh lingkungan di sekitar tempat spesies di budidayakan.Jika pertumbuhan mikroorganisme inimelimpah terutama pada golongan pengurai akan diikuti dengan turunnya kualitas air disekeliling perusahaan hatchery (Anonim, 2004)



















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.        Waktu dan Tempat Praktikum
 Kegiatan praktikum HAMA PENYAKIT IKAN ( Melakukan pengamatan terhadap Hama yang menyerang ikan dan. Mengidentifikasi Gejala Serangan Penyakit terhadap Tingkah Laku Ikan) Dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 April 2013, pukul 13.00 – 16.00 WIB. Dan praktikum ini bertempat di Laboratorium dan Hatchery dan kolam Departement Budidaya Perikanan PPPPTK VEDCA Cianjur.
3.2.        Alat dan Bahan
Dalam pengamatan terhadap Hama yang menyerang ikan adalah
a.      Alat
·         Scoope net
·         Baskom/ ember
·         Alat tulis
b.      Bahan
·         Areal budidaya

3.3 Langkah kerja
·         Lakukan indentifikasi jenis hama yang menyerang ( Melalui udara, darat dan air) ikan pada kolam
·         Catat gambarkan jenis hama yang menyerang kolam budidaya ikan tersebut ke dalam tabel yang telah disediakan pada hasil praktikum
·         Kelompokkan hama yang menyerang ikan tersebut berdasarkan sifatnya dan arah penyerangannya. Catat hasilnya kedalam tabel yang telah disediakan pada lembar praktikum
·         Buatlahlah laporan hasil praktikum



Dalam praktikum mengenditifikasi Gejala serangan penyakit terhadap tingkah laku ikan:
Alat dan bahan praktikum mengindentifikasi Gejala Serangan Penyakit  Terhadap Tingkah Laku Ikan
a.      Alat
·         Timbangan
·         Penggaris ukur
·         Seperangkat alat kualitas air
·         Serokan
·         Ember/ baskom
·         Botol sampel
b.      Bahan
·         Kolam budidaya ikan
·         Alat tulis
·         Alat hitung

3.4 Langkah kerja
  • Lakukan pengamatan terhadap kualitas air lingkungan budidaya yang diamati dan catat hasilnya ke dalam tabel yang disediakan pada hasil praktek
  • Ambil sampel beberapa ikan yang dibudidayakan pada kolam tersebut secara acak, kemudian hitung dan tentukan faktor kondisinya. Faktor kondisi dihitung menggunakan rumus:
Ikan mempunyai nilai K yang berbeda- beda tergantung jenisnya bila nilai K berubah dari normal maka ikan dikatakan sakit. Pada ikan mas sehat K = 1,9 sedangkan yang sakit K= 1,6 ikan yang mempunyai K<1,4 ikan yang tidak dapat hidup lagi.
  • Lakukan pengamatan terhadap tingkah laku ikan dan terhadap konsumsi pakan dengan memberikan pakan pada ikan yang dibudidayakan dan amati nafsu makan ikan
  • Catat hasil pengamatan tersebut kedalam tabel yang telah disediakan di hasil praktek



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil praktikum (pengamatan Terhadap Hama yang Menyerang Ikan) adalah
istilah data yang berhubungan dengan kolam yang akan diamati berikut ini:
Luas kolam yang di amati                   : 30 x 8,85
Jenis kolam yang dibudidayakan        : Ikan koi
Jenis budidaya                                                : Semi intensif
Sumber air                                           : Air sungai
Keadaan salur inlet                             : Kurang efektif( karena debit air kedalam kolam      kurang efektif debit air terlalu rendah sehingga DO ke kolam kurang
Keadaan saluran Outlet                      : Kurang efektif ( karena saluran yang sebenarnya tidak berfungsi saluran yang berfungsi bukan dari pipa pengeluaran  melainkan dari saluran penyaringan outlet pada kolam
Llain-lain                                             : Pengamatan ikan lincah warna ikan cerah, ukuran besar dan aktif.









Tabel hasil pengamatan jenis hama yang menyerang ikan :
No
Nama hama
Jenis penyerangan
Sifat penyerangan
Jumlah
Gambar
1
Larva serangga air
Penyerangan pada larva ikan
Penyaing terhadap oksigen
37

2
Ikan seribu
Penyerang pada larva ikan dan penyaingh pada oksigen
Penyaing terhadap pakan dan oksigen
50 ekor

3
Keong

Penyaing terhadap oksigen
3        ekor

  1. Tabel pengamatan kualitas air






No
Prametar
Nilai
Keterangan
Optimum
Pengamatan
sesuai
tidak sesuai
1
Suhu air
25-28
30 oC


2
pH air
6,8-8,2



3
Do air
>5
55


4
Kecerahan (cm)
>30
9


5













  1. Tabel Hasil Pengamatan Kondisi Budidaya
No
Prameter
Keterangan

1
Kondisi awal kolam
500 ekor
6,8,4 / kg

Padat tebar awaql (ekor/m2)
Bobot ikan awal penebaran ( g)


2
Pakan
Pelet
3 %
2 kali sehari

Jenis pakan yang diberikan
Feeding rate (%)
Feeding time ( waktu)


3
Kondisi akhir
500 ekor
6,8,4 / ekor
2 ekor

Padat tebar ( ekor/m2)
Bobot tubuh ikan (g)
Persentase mortalitas ( %)





  1. Tabel pengamatan kelainan Tingkahlaku ikan dan Konsumsi Pakan
No
Tingkah laku ikan
Ya
Tidak
1
Terdapat ikan yang megap-megap di permukaan air
ü   

2
Terdapat ikan yang berenang dengan tidak normal

ü   
3
Terdapat ikan yang berlendir dalam jumlah banyak

ü   
4
Terdapat ikan yang berwarna pucat

ü   
5
Terdapat ikanyang mengalami kerusakan organ luar

ü   
6
Nafsu makan ikan menurun

ü   


Hasil praktikum Mortalitas
Ikan NIla
Panjang ikan                                   Berat ikan
ikan 1  = 21 cm           :                       2,5 ons
ikan 2  = 19 cm           :                       2 ons
ikan 3  = 16,5 cm        :                       1 ons


Ciri-ciri ikan yang sakit
Ø  Bagian ekor mengalami luka parah
Ø  Pergerakan lambat
Ø  Mata kurang cerah
Ø  Sisik badan mengelupas
Ø  Ikan sudah berenang terbalik
Ø  Warna ikan pucat
keterangan
  • Ikan Nila 1
~ Panjang 21 cm
~Berat 2,5 ons
= 2,6
  • Ikan Nila ke 2
~ Panjang 19 cm
~ Berat      2 ons
= 2,9
  • Ikan Nila 3
~ Panjang  16,5 cm
~ Berat       1 0ns
   = 2,22

4.2 Pembahasan
Hama dan Penyakit
Kusumah dalam Mairita (1999), menyatakan serangan patogen pada ikan dikenal dengan ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit yaitu parasit yang hidup pada tubuh bagian luar organisme yang ditumpanginya. Sedangkan endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ tubuh bagian dalam suatu organisme yang ditumpanginya.
Penyakit Ichthyophthiriosis menyebabkan kematian masal baik pada ikan stadia larva, ikan kecil maupun ikan dewasa. Larva dan ikan kecil adalah stadia yang paling rentan. Kematian masal terjadi secara bertahap, dan kurang dari satu minggu lebih dari 70% ikan akan mati.
            Penyakit Ichthyophthiriosis memiliki tanda klinis yang khas, yaitu adanya bercak putih pada permukaan kulit dan insang dari ikan yang terinfeksi. Penetrasi parasit ke dalam jaringan kulit ikan menyebabkan perubahan pada jaringan integument, yaitu terbentuknya rongga di sekitar parasit, ephitelial sel rusak, pembuluh darah di daerah infeksi pecah dan jaringan akan diselimuti oleh sel darah.

Ikan dikatakan sakit
bila terjadi suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ seperti; penglihatan, pernafasan, pencernaan, sirkulasi darah dan lainlain. Gejala yang diperlihatkan dapat berupa kelainan perilaku atau penampakan kerusakan bagian tubuh ikan. Adapun ciri-ciri ikan sakit adalah sebagai berikut;

Behaviour (perilaku ikan)
Ikan sering berenang di permukaan air dan terlihat terengah-engah (megap-megap).
Ikan sering menggosokgosokan tubuhmya pada suatu permukaan benda.
Ikan tidak mau makan (nafsu makan menurun).
Untuk jenis ikan yang sering berkelompok, maka ikan yang sakit akan memisahkan diri dan berenang secara pasif.
2.    Equilibriun
Equibriun artinya keseimbangan, ikan yang terserang penyakit keseimbangannya terganggu, maka ikan berenang oleng, dan loncat-loncat tidak teratur, bahkan menabrak dinding bak.
3.    External lesion
Adalah abnomalitas dari organ tubuh tertentu karena adanya serangan penyakit. External lesion pada ikan antara lain:
        Discoloration
Pada ikan sehat mempunyai warna tubuh normal sesuai dengan pigmen yang dimilikinya. Kelainan pada warna yang tidak sesuai dengan pigmennya adalah suatu discoloration. Seperti warna gelap menjadi pucat dan lain-lain.
         * Produksi lendir
Lendir pada ikan sakit akan berlebihan bahkan sampai menyelimuti tubuh ikan tergantung pada berat tidaknya tingkat infeksi.
        * Kerusakan organ luar
Kelainan bentuk organ ini disebabkan oleh parasit tertentu yang menyebabkan kerusakan organ seperti pada kulit, sirip, insang dan lainlain. Pada insang dapat menyebabkan insang terlihat pucat atau adanya bercak merah.






4.    Faktor kondisi
Pada ikan sehat mempunyai korelasi antara bobot (M) dan panjang (L) ikan yang seimbang yaitu dengan rumus sebagai berikut.
Dimana :
M         : berat ikan (gr)
L          : panjang ikan (cm)
Ikan mempunyai nilai K yang berbeda-beda tergantung jenisnya bila nilai K berubah dari normal maka ikan dikatakan sakit. Pada ikan mas sehat K = 1,9 sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan yang mempunyai K < 1,4 ikan tidak dapat hidup lagi.
Sebaiknya melakukan penanganan ikan sakit harus hati agar tidak mati dan pengendalian hama di kolam tempat budidaya harus benar- benar di perhatikan dan di awasi agar kolam dan ikan yang kita budidayakan tidak terserang hama yang dapat merugikan budidaya yang kita lakukan oleh sebab itu pelihara pematang kolam dan perairan kolam dengan bersih agar ham tidak masuk kedalam kolam budidaya yang kita lakukan  dan hasil pengamatan yang di lakukan di kolam koi kondisi kolam yang jenis budidayanya bersifat semi intensif kurang baik untuk wadah budidaya baik karena pramter prairannya kurang optimal melakukan tahap- tahap budidaya dengan sempurna kondisi pearairan yang keruh dan  suhu pada perairan termasuk tinggi yaitu 30 oC sedangkan yang optimal ialah 25-28 oC dan kondisi inlet dan outlet yang kurang baik kondisi inlet yang pemasukan aiar ke dalam kolam atau debit air yang masuk kedalam kolam sangat rendah maka oksigen yang larut dalam kolam juga rendah.Dan kondisi kolam yang outletnya kurang baik karena 2 pipa outlet tidak berpungsui hanya satu pintu pengeluaran yang berfungsi itupun kurang optimal untuk pintu pengeluaran air dalam kolam. dan dilam kolam terdapat hama yang sangat mengganggu budidaya yang terdiri dari ikan seribu yang dapat mengganggu dalam penyaingan oksigen dalam kolam dan pakan pada larva dan keong yang terdapat dalam kolam juga sangat mengggu kondisi ikan dalam kolam karena juga dapat mempersaingi oksigen dalam kolam dan hama larva serangga dapat juga menyerang larva ikan dan penyaing oksigen dalam kolam oleh sebab itu hama – hama yang terdapat dalam kolam harus di basmi untuk kelancaran melakukan budidaya dengan baik untuk menghasilkan ikan yang berkualitas bebas dari hama dan penyakit.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Serangan patogen pada ikan dikenal dengan ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit yaitu parasit yang hidup pada tubuh bagian luar organisme yang ditumpanginya. Sedangkan endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ tubuh
Penyakit merupakan suatu keadaan dimana organisme tidak dapat mempertahankan keadaan normal karena adanya gangguan fungsi fisiologi yang dapat disebabkan oleh organisme patogen maupun faktor lainnya. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun keadaan lingkungan.

5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik sebaiknya kerjasama sesama praktikan bisa berjalan dengan lancar. Dan juga diharapkan kepada asisten agar tetap menegakkan disiplin bagi praktikan yang tidak serius selama praktikum berlangsung.
























DAFTAR PUSTAKA


Afrianto dan Liviawaty. 2003. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit kanisius. Yogyakarta


Dana. D dan S. L. Angka. 1990. ‘Masalah Penyakit Dan Bakteri Pada Ikan Air Tawar Serta Cara Penanggulangannya’. Makalah Pada Seminar Nasional II Penyakit Ikan Dan Udang. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. 121 hal

Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. Armico Bandung. 190 halaman.


Grabda, J. 1991. Marine Fish Parasitology, an Outline. Polish Scientific Publisher. Poland, p: 3-22; 29-31


Susanto, H. 1987. Budaya Ikan di Pekarangan., Penerbit Penebar Swadaya., Jakarta.


Sutriawati, H. 1997. ‘Identifikasi Dan Pengendalian Parasit Pada Ikan Mas Di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor. 32 hal

Irawan .2004. Budidaya Ikan Ait Tawar. Ikan Gurame, Ikan Nila. Kanisius. Yogyakrta.


Kordi .2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo. Kusumamihardja S. 1989. Diktat Parasitologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Yanong RPE. 2002. Nematode (Roundworm) Infection in Fish. Sirkular 911:33570-3434.


Kottelat, M., A. J, Whitten, S. N. Kartika Sari dan Wirjoatmojo. 1993. ‘Ikan Air Tawar Tawarv Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi’. Jakarta . 293 hal.


Lingga, P dan H. Susanto. 1987. ‘Ikan Hias Air Tawar’. Penebar Swadaya. Jakarta. 236 hal.

Komentar