BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Penyakit dan Parasit ikan adalah
segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain,
pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Ikan
dikatakan sakit apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara anatomi maupun
fisiologinya.
Timbulnya serangan penyakit di kolam
merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan kondisi lingkungan dan
organisme penyakit.interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress
pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah
dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Sumber penyakit ikan yang sering
menyerang ikan di dalam kolam terdiri dari beberapa kelompok, yaitu hama,
parasit dan non parasit. Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit
umumnya menimbulkan kerugian cukup besar.
Petani ikan sering terkecoh dalam
mendeteksi serangan penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit, karena
beberapa parasit dapat memperlihatkan gejala penyakit yang sama sehingga petani
sering salah menduga. Minimnya peralatan yang dimiliki petani untuk mendeteksi
dan mengidentifikasi organisme parasit yang menyerang ikan merupakan factor
lain mengapa serangan parasit sulit dicegah.
Hal lain yang sering menyebabkan
organisme parasit menimbulkan wabah penyakit adalah terjadinya infeksi
sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan dengan benda keras atau
berhasil meloloskan diri dari serangan hama, jika terlambat mengobatinya, tubuh
ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan
organisme parasit. Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit
terbukti telah menimbulkan banyak kematian pada ikan.
Serangan organisme parasit terhadap
ikan peliharaan dapat disebabkan karena organisme parasit sudah ada di kolam
tersebut atau secara tidak sengaja telah didatangkan dari daerah lain. Dalam
kondisi lingkungan kolam yang baik, organisme parasit yang ada di kolam maupun
ditubuh ikan tidak mampu menyebabkan timbulnya penyakit.
Akan tetapi jika kondisi lingkungan
kolam menjadi buruk, daya tahan ikan cenderung menurun dan perkembangan
organisme penyakit seringkali menjadi lebih baik. Dengan demikian tidaklah
mengherankan apabila pada kolam yang kurang terawat sering terjadi wabah
penyakit, sebab pada kolam semacam ini kondisi tubuh ikan menjadi lemah
sehingga tidak akan mampu menahan serangan organisme parasit.
Banyak jenis parasit yang sering
menyerang ikan, baik jenis ekstoparasit maupun jenis endoparasit. Setiap jenis
parasit menempati bagian tertentu pada tubuh ikan. Sebagai mahasiswa perikanan
diharapkan mengenal dan memahami macam-macam parasit yang sering menyerang ikan
serta mengetahui keterkaitan antara parasit yang ada dengan perilaku pada ikan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dilakukanlah praktik pengamatan perilaku ikan sakit dan pengamatan parasit
pada ikan. Dengan praktik tersebut diharapkan mahasiswa akan lebih paham dengan
ilmu yang dipelajarinya.
1.2. Tujuan
Praktikum
Ø Mahasiswa
mampu melakukan autopsi ikan untuk mendiagnosa jenis parasit yang menyerang
ikan.
Ø Mahasiswa
mampu mengidentifikasi jenis – jenis parasit yang menyerang ikan
Ø Mahasiswa
mengetahui jenis – jenis parasit yang menyerang ikan.
Ø Mahasiswa
semakin paham akan Bahayanya parasit pada ikan jika tak segera di obati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi ikan Koi
Sebagai “bentuk lain” dari ikan mas, pada da-sarnya
hampir seluruh organ tubuh koi sama dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada
beberapa perbe-daan pokok seperti bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa
hal yang sifatnya sangat khusus.
Koi mempunyai
badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip.
Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip
punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan
sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi inereka untuk
berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip
dada bisa diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki. Hanya
bedanya dengan manusia, tangan dan kaki tidak bakalan tumbuh lagi ketika
patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh
Jika patah atau di-potong.
Untuk
bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras,
jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah
jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari
lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di
belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan “sayap” yang memungkinkan koi
mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila bere-nang. Selaput inilah yang
sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga sirip koi tampak seperti
sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip
punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya
terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari
keras dan 5 jari-jari lunak.
2.2 Morfologi dan Klasifikasi Ikan Nila
Kordy K.(2000) membuat catatan
tentang bentuk tubuh (morfologi) seekor ikan nila (Oreochromis niloticus) secara umum, yaitu mempunyai bentik badan
pipih ke samping memenjang, warna putih kehitaman, makin ke perut makin terang.
Ikan nila mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan. Mata ikan
nila tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau
kebiru-biruan. Letak mulut ikan terminal, posisi sirip perut terhadap sirip
dada thorocis, garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua
bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada, jumlah sisik pada garis rusuk 34
buah dan tipe sisik stenoid.
Penamaan ikan nila dan mujair di Indonesia menjadi Oreochromis nilotikus dan Oreochromis mossamicus (Sugiarto, 1988).
Sehingga klasifikasi ikan nila sebagai berikut :
Filum :
Chordata
Kelas :
Pisces
Ordo :
Percomorphi
Famili :
Cichlidae
Genus :
Oreochromis
Spesies :
Oreochromis nilotikus
Ikan nila termasuk golongan ikan
pemakan segala atau lazim disebut omnivore. Namun larva ikan nila tidak sanggup
memakan makanan dari luar selama masih tersedia makanan cadangan berupa kuning
telur yang melekat di bawah perut larva yang baru menetas. Hal ini berbeda
dengan jenis ikan air tawar pada umumnya yang sesaat setelah menetas lubang
mulut sudah terbuka. Setelah rongga mulut terbuka, larva ikan nila memakan
tumbuh-tumbuhan dan hewan air berupa plankton. Jenis-jenis plankton yang biasa
dimakan antara lain yaitu alga bersel tunggal maupun benthos dan krustase
berukuran kecil. Makanan ini diperoleh dengan cara menyerapnya dalam air
(Djarijah, 1995).
2.3. Parasit dan Penyakit Ikan
Keberhasilan suatu usaha budidaya
ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan. Apabila kebersihan
kolam, kualitas dan kuantitas air terpefihara dengan baik, kemungkinan
terjadinya serangan penyakit atau parasit pada ikan yang dibudidayakan dapat
diperkecil. Untuk mengatasi timbulnya masalah penyakit dan parasit pada ikan
peliharaan, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara terjangkit maupun
penularan penyakit dan parasit .
Adapun caranya adalah sebagai
berikut :
v Melalui air, yaitu apabila kita
menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka
biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit
tersebut.
v Melalui kontak atau gesekan secara
langsung dengan ikan yang terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan
yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran
terlalu tinggi.
v Melalui alat-alat yang telah
digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau
parasit. Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk menangani atau mengangkut
ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit.
v Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah yang sama di daerah baru. Seringkali pemindahan ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah tidak tercemar oleh penyakit atau parasit, dapat menimbulkan serangan di kolam. Hal ini diduga karena individu tersebut di daerah asalnya tidak dapat berkembang sedangkan di daerah baru karena kondisinya sesuai mereka tumbuh dengan pesat.
v Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah yang sama di daerah baru. Seringkali pemindahan ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah tidak tercemar oleh penyakit atau parasit, dapat menimbulkan serangan di kolam. Hal ini diduga karena individu tersebut di daerah asalnya tidak dapat berkembang sedangkan di daerah baru karena kondisinya sesuai mereka tumbuh dengan pesat.
Adapun usaha
untuk mengatasi masalah penyakit dan parasit pada ikan, dapat dilakukan dengan
cara pencegahan atau pemberantasan. Tentu saja kerajinan dan keuletan petani
ikan sangat menentukan keberhasilan usaha ini.
2.4.
Tanda-tanda Ikan Yang Terserang
Meskipun usaha pencegahan telah
dilakukan dengan sungguh-sungguh kadangkala ikan masih juga terserang penyakit
maupun parasit. Hall ini mungkin disebabkan karena adanya proses pembusukan di
kolam, baik terhadap kotoran hasil metabolisme maupun sisa makanan. Adanya
sampah atau zat-zat buangan yang masuk ke kolam juga dapat memperburuk kondisi
perairan. Padat penebaran yang terlalu tinggi, kondisi ikan yang lemah atau
kualitas makanan yang kurang memenuhi persyaratan dapat juga membantu
perkembangan penyakit maupun parasit. Untuk mencegah penyerangan penyakit atau
parasit ke seluruh ikan yang dipelihara, perlu diketahui secepat mungkin
tanda-tanda terjangkitnya.
Adapun
tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah
sbb :
a. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan.
a. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan.
b. Nafsu
makan mulai berkurang
c. Malas
berenang dan cenderung mengapung di permukaan air.
d.
Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba.
e. Selaput
lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin
lagi (kesat).
f. Pada
permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau
pangkal ekor.
g. Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
g. Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
h. Sirip
dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada
serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja.
i. Insang
terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi
keputih-putihan atau kebiru-biruan.
j. Bagian
isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi
rapuh.
2.3.
Penggolongan Penyakit dan Parasit Ikan
Berdasarkan
daerah penyebaran, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 3 golongan
yaitu :
1. Penyakit atau parasit pada kulit
Penyakit atau parasit ini menyerang
bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi Organisme yang
menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau
lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwama
putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit. Ikan yang mengalami serangan
penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya
kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka baru yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.
2. Penyakit
atau parasit pada insang
Penyakit atau parasit yang menyerang
organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian
dalam ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya
serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku
ikan.
Ciri utama ikan yang terserang organ
insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan
mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna. Jika serangannya sudah
meluas, lembaran-lembaran insang menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai
adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan telah terjadi pendarahan
(peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang, kemungkinan besar di
sebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel.
3Penyakit
atau parasit pada organ dalam
Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau
parasit pada organ (alat-alat) dalamnya adalah terjadi pembengkakan di bagian
perut disertai dengan berdirinya sisik. Akan tetapi dapat terjadi pula bahwa
ikan yang terserang organ dalamnya memiliki perut yang sangat kurus. Jika pada
kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pad usus terjadi
pendarahan (peradangan). Jika serangannya sudah mencapai gelembung renang
biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga gerakan berenangnya
jungkir balik tidak terkontrol.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum HAMA PENYAKIT IKAN
(Identifikasi Parasit Ikan) Dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 April
2013, pukul 13.30 – 16.00 WIB. Dan praktikum ini bertempat di Laboratorium dan
Hatchery dan kolam Departement Budidaya Perikanan PPPPTK VEDCA Cianjur.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat
- Alat bedah
- Mikroskop
- Gelas object
- Gelas penutup
- Mistar
- Timbangan
- Nampan
- Baskom
- Jarum pentul
- Gelas ukur
- Alat tulis
Bahan
- Ikan Nila,Bawal,Koi.
- Air
- Tissu
3.2 Langkah kerja
1.
Siapkan Alat dan
Bahan yang akan digunakan.
2.
Ambil ikan yang
sakit dan timbanglah berat ikan tersebut.
3.
Ukurlah panjang
badan ikan yang sakit tersebut dengan menggunakan mistar dari ujung kepala
sampai dengan ekor.
4.
Hitunglah Faktor
kondisi untuk ikan.
5.
Lakukanlah
euthanasia pada ikan yang akan di uji. Dengan cara menutup badan ikan dengan
tissue atau kain dan getok kepala ikan dengan menggunakan benda yang keras.
Setelah ikan digetok dan ikan tidak sadar, rusaklah otak dengan menggunakan
jarum yang terdapat pada alat bedah.
6.
Keriklah
permukaan tubuh ikan seperti kulit, sisik, sirip, insang, dan mata ikan,
kemudian ulaskan hasil kerikan di atas gelas objek, kemudian ratakan agar
ulasan tersebut menjadi tipis. Tutuplah dengan cover glass dan amati di bawah
mikroskop. Temukan parasite pada preparat tersebut kemudian catat nama parasite
yang anda temukan dan gambarlah parasite tersebut.
7.
Buatlah preparat
usapan darah ikan dengan cara menusuk ujung pangkal ekor ikan dengan jarum yang
telah disiapkan dalam alat bedah dan usapkan darah yang dihasilkan pada objek
glass dan amati di bawah mikroskop.
8.
Ambillah organ
dalam ikan, seprti: lambung, jantung, hati, dan usus. Masukkan organ-organ
tersebut di dalam cawan petri dan keriklah bagian luar dan dalam organ tersebut
untuk melepaskan parasite yang menempel pada organ dalam ikan. Buatlah preparat
untuk masing-masing organ tersebut dan amati di bawah mikroskop. Temukan
parasite yang terdapat pada organ-organ dalam, catat nama parasit dan
gambarkanlah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil praktikum ( Indentifikasi Parasit)
Nama Ikan
|
Berat ikan
|
Panjang ikan
|
Ikan Bawal
|
150 gr
|
17,5 gr
|
Ikan Koi
|
110 gr
|
16 gr
|
Ikan Nila
|
100 gr
|
16,5 gr
|
Faktor kondisi
ikan
Ikan
Bawal
Ikan Nila
Ikan Koi
Parasit yang
berada pada organ dalam tubuh ikan
Parasit pada Lambung
|
Capilaria, Cestoda
|
Parasit pada Jantung
|
Larva Cestoda
|
Parasit pada Hati
|
Capillaria, Nemotoba
|
Parasit pada Usus
|
Haneguya,Netoba, Cestoba
|
Hasil kerikan
ikan Bawal
Sisik
|
1. Gyrodactylus
2. Nematoda
|
Sirip
|
---------
|
Insang
|
Caprilaria
|
Mata
|
1.Nematoda
2. Cestoda
|
Darah
|
---------
|
Hasil Kerikan
ikan Nila
Sisik
|
1.Nematod
2. Cestoda
|
Sirip
|
Capilaria
|
Insang
|
1. Caprilaria
2. Nematoda
3. Branchiomyces
|
Mata
|
Capillaria
|
Darah
|
Cryptobia
|
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan bersama
teman-teman dan dibimbing oleh dosen praktek yang sudah profesional dibidang
perikanan, bahwa ikan yang kami amati meliputi ikan yang terkena Parasit dan
penyakit yaitu; Sebelum dimulai mahasiswa harus sudah mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukn untuk keperluan kegiatan praktikum. Langkah
selanjutnya adalah melakukan kegiatan praktikum berdasarkan lembar kerja yang
diberikan oleh dosen.
Adapun langkah kerja yang telah dilakukan mahasiswa
antara lain :
Ø Mahasiswa
melakukan seleksi pada ikan yang akan diamati penyakitnya, ikan yang diseleksi
hanya dijadikan sample pengamatan saja. Ikan yang dijadikan sebagai sample pengamatan
diantaranya : ikan Nila,ikan Bawal, ikan mas (koi).
Ø Langkah
selanjutnya adalah melakukan pengamatan pada fisik luar ikan Mas sehingga dapat
dikethui penyakit pada ikan Mas tersebut. pada fisik luar ikan Mas terlihat
mencolok dibagian badan terdapat luka memar akibat terserang penyakit, dibagian
ekor dan sisik berwarna putih pucat.
Ø Setelah
dilakukan pengamatan pada fisik bagian luar, mahasiswa melakukan pengambilan
sampling lendir pada bagian badan yang terdapat luka memar kemudian sample
lendir tersebut ditaruh di petridish. Sedangkan untuk lendir bagian ekor dan
sirip juga di ambil sebagai smple pengamatan. Pengambilan lendir tersebuk
menggunakan pisau yang tidak tajam, pisau tersebut berguna untuk pengambilan
lendir dan penghanur sample.
Sample yang sudah di tempatkan di petridish hendaknya segera diberikan aquades kemudian ditutup menggunakan tutup petridish supaya tidak cepat kering.
Sample yang sudah di tempatkan di petridish hendaknya segera diberikan aquades kemudian ditutup menggunakan tutup petridish supaya tidak cepat kering.
Ø Pada tahap
kali ini mahasiswa melakukan pengamatan menggunakan mikroscop sehingga parasit
atau penyakit pada ikan dapat diketahui. Pengamatan ini dilakukan untuk
mengamati sample yang sudah di ambil yaitu lendir bagian luar ikan. Selain itu
juga mahasiswa melakukan pengamatan pada air rongga milut ikan Mas maka dapat
diketahui parasit yang menyebabkan kualitas air mejadi turun.
Ø Langkah
selanjutnya mahasiswa melakukan pemotongan pada bagian insang ikan Mas untuk
dijadikan sampling pengamatan. Insang tersebut ditempatkan di petridish yang
sudah tersedia kemudian di hancurkan supaya insang tersebut menjadi halus.
Setelah itu berikan aquades pada sampling insang tersebut kemudian ditutup
menggunakan tutup petridish yang telah disediakan.
Lakukan pengamatan pada sampling inang ikan tersebut
meggunakan mikroscop, kemudian lakukan pencatatan parasit atau penyakit yang
terdapat pada sampling tersebut.
Ø Jika sudah dilakukan pengamatan dan pencatatan pada sampling yang tersebut diatas maka langkah selanjutnya mahsiswa harus melakukan pembedahan pada bagian dalam ikan Mas. Pembedahan tersbut menggunakan gunting pembedah untuk mempermudah pembedahan. Setelah itu mahasiswa juga melakukan pemisahan bagian – bagian dalam perut ikan sehingga dapat mempernudah pengangambilan sampling. Adapun bagian bagian dalam yang dijadikan sample antara lain :Usus, hati, jantung, sisik, mata.
Ø Jika sudah dilakukan pengamatan dan pencatatan pada sampling yang tersebut diatas maka langkah selanjutnya mahsiswa harus melakukan pembedahan pada bagian dalam ikan Mas. Pembedahan tersbut menggunakan gunting pembedah untuk mempermudah pembedahan. Setelah itu mahasiswa juga melakukan pemisahan bagian – bagian dalam perut ikan sehingga dapat mempernudah pengangambilan sampling. Adapun bagian bagian dalam yang dijadikan sample antara lain :Usus, hati, jantung, sisik, mata.
Sampling – sampling tersebut di taruh diatas petridish
kemudian dihancurkan menggunakan pisau atau sendok penghancur. Segera berikan
aquades pada sampling tersebut dan tutuplah menggunakan tutup petridsh yang
telah tersedia.
Ø Langkah
selanjutnya mahasiswa melakukan pengamatan menggunakan mikroscop pada sampling
yang sudah diambil. Selanjutnya mahasiswa juga mencatat parasit yang terdapat
dibagian tubuh atau bagian tubuh ikan Mas.
Dari keseluruhan langkah tersebut di
atas maka mahasiswa melakukan perlakuan yang sama pada semua ikan yang
dijadikan sampling pengamatan. Selain ikan mas mahasiswa melakukan pengamatan
pada beberapa ikan yaitu : Ikan Nila. Dari keseluruhan sampling ikan perlakuan
pengamatan sama dengan perlakuan Ikan Mas, Maka dapat Diketahui Beberapa
parasit yang telah menyerang.
Pada pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa macam
parasit yang dapat mengganggu tumbuh dan perkembangan ikan parasite yang sering
terdapat dalam tubuh ikan ialah jenis parasit capillaria karna jenis parasit
ini dapat hidup di seluruh organ tubuh ikan baik di anatomi maupun morfologi
ikan dan pada bagian darah ikan bawal tidak terdapat parasit yang dapat menggang
peredaran darah ikan dan di sirip ikan bawal juga tidak terdapat parasit pada
bagian ikan nila hampir seluruh organ tubuhnya terdapat parasit baik di anatomi
dan morfologi ikan nila di bagian anatomi terdapat parasit di jantung terdapat
larva cestoda,di lambung terdapat capirallia,di usus terdapat,
heneguya,netoba,cestoba dan hanya di
hati saja yang tidak terdapat serangan parasit.
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Ø Penyakit ikan adalah segala sesuatu
yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Ø Pada pengamatan yang dilakukan
terdapat beberapa macam parasit yang mengganggu tumbuh dan perkembangan ikan
parasit yang sering terdapat dalam tubuh ikan ialah jenis parasit capillaria
karna jenis parasit ini dapat hidup di seluruh organ tubuh ikan baik di anatomi
maupun morfologi ikan.
Ø Penyakit merupukan salah satu faktor
yang menyebabkan kerugian yang besar terhadap usaha bedidaya
Ø Dalam usaha budiaya haruslah selalu
dikontrol dari seranggan hama dan penyakit ikan.
Ø Denagn adanya praktikum, mahasiswa
dapat melihat secra langsung proses pengindefikasi parasit
5.2.
Saran
Pada saat melakukan praktikum diharapkan kepada semua teman – teman agar
dapat melakukan praktikum dengan serius, supaya apa yang kita kerjakan tidak
sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
ü Afrianto dan Liviawaty. 2003. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit kanisius. Yogyakarta
ü Dana. D dan S. L. Angka. 1990.
‘Masalah Penyakit Dan Bakteri Pada Ikan Air Tawar Serta Cara
Penanggulangannya’. Makalah Pada Seminar Nasional II Penyakit Ikan Dan Udang.
Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. 121 hal
ü Djuhanda, T.
1981. Dunia ikan. Armico Bandung. 190 halaman.
ü Grabda, J. 1991. Marine Fish
Parasitology, an Outline. Polish Scientific Publisher. Poland, p: 3-22; 29-31
ü Susanto, H. 1987. Budaya Ikan di
Pekarangan., Penerbit Penebar Swadaya., Jakarta.
ü Sutriawati, H. 1997. ‘Identifikasi
Dan Pengendalian Parasit Pada Ikan Mas Di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi
Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam IPB. Bogor. 32 hal
ü Irawan .2004. Budidaya Ikan Ait Tawar. Ikan Gurame, Ikan Nila. Kanisius.
Yogyakrta.
ü Kordi .2004. Penanggulangan
Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo. Kusumamihardja S. 1989. Diktat
Parasitologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Yanong RPE. 2002. Nematode
(Roundworm) Infection in Fish. Sirkular 911:33570-3434.
ü Kottelat, M., A. J, Whitten, S. N.
Kartika Sari dan Wirjoatmojo. 1993. ‘Ikan Air Tawar Tawarv Indonesia Bagian
Barat dan Sulawesi’. Jakarta . 293 hal.
ü Lingga, P
dan H. Susanto. 1987. ‘Ikan Hias Air Tawar’. Penebar Swadaya. Jakarta. 236 hal.
Komentar
Posting Komentar