LAPORAN
PROBIOTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat
bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu
membantu pencernakan makanan pada tubuh hewan dan manusia sehingga makanan yang
mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain
itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
Pada budi daya ikan probiotik
diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam
pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan, bisa dicampurkan dengan
pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami seperti daun-daunan. Penebaran
probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan
mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan.
Probiotik
akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air. Probiotik ini
cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya
air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami
(Wikipedia, 2010). Penerapan Probiotik dalam usaha budidaya terbukti dapat
meningkatkan resistensi biota yang dibudidayakan (udang/ikan) terhadap infeksi,
karena itu penggunaan probiotik merupakan salah satu cara preventif yang dapat
mengatasi penyakit. Probiotik (bakteri pengurai) adalah mikroorganisme hidup
yang sengaja dimasukkan ke dalam tambak untuk memberikan efek menguntungkan
bagi kesehatan udang. Tujuannya untuk memperbaiki dan mempertahankan
lingkungan, menekan bakteri merugikan, menghasilkan enzim yang dapat membantu
sistem pencernaan, menghasilkan nutrisi yang bermanfaat serta meningkatkan
kekebalan ikan/udang.
1.2.
Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan menambah
wawasan tentang probiotik.
2) Mahasiswa mampu mengetahui manfaat probiotik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Probiotik
Probiotik
adalah penggunaan mikroba hidup yang menguntungkan saluran pencernaan hewan
untuk meningkatkan kesehatan inangnya. Jadi lebih difokuskan pada
hewan/inangnya. Sejalan dengan kemajuan tehnologi, probiotik juga dimanfaatkan
dalam akuakultur. Probiotik adalah penggunaan bakteri atau mikroba
menguntungkan untuk meningkatkan kesehatan ekosistem tambak, kesehatan udang
maupun meningkatkan sistem imun dari inang (udang) dan mengendalikan/menghambat
mikroba patogen.
Menurut
Poernomo, A, (2004) probiotik adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan
mendukung pertumbuhan dan produktifitas udang. Penerapan probiotik pada udang
selain berfungsi untuk meyeimbangkan mikroorganisme dalam pencernaan agar
tingkat serapannya tinggi, probiotik juga bermanfaat menguraikan
senyawa-senyawa sisa metabolisme dalam air . Sehingga probiotik dapat berfungsi
sebagai bioremediasi, biokontrol, imunostimulan serta memacu pertumbuhan.
Probiotik
adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di perairan (Moriarty, 1998).
Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan atau bakteri
heterotrofik. Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi oksigen
untuk menghasilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses oksidasi.
Sedangkan bakteri autrofik nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan karbondioksida
pada saat oksidasi amoniak dengan produk akhirnya nitrat (Moriarty, 1996).
2.2. Sejarah Probiotik
Pengamatan
asli dari peran positif yang dimainkan oleh bakteri tertentu pertama kali diperkenalkan
oleh ilmuwan Rusia dan pemenang Nobel Eli Metchnikoff, yang pada awal abad
ke-20 menyatakan bahwa akan ada kemungkinan untuk mengubah flora usus dan untuk
menggantikan mikroba berbahaya oleh mikroba yang berguna.
Bifidobacteria pertama
kali diisolasi dari bayi disusui oleh Henry Tissier yang juga bekerja di
Institut Pasteur. Bakteri terisolasi bernama Bacillus bifidus communis kemudian
berganti nama menjadi genus''''Bifidobacterium.
Tissier menemukan bahwa bifido yang dominan dalam flora usus bayi yang
diberi ASI dan ia mengamati manfaat klinis dari mengobati diare pada bayi
dengan bifido. Efek klaim perpindahan bakteri
proteolitik bifidobacterial menyebabkan penyakit.
Selama wabah
Shigellosis pada tahun 1917, Jerman profesor Alfred Nissle mengisolasi strain Escherichia coli'''' dari tinja seorang prajurit yang tidak
terpengaruh oleh penyakit tersebut. Metode mengobati penyakit menular yang
dibutuhkan pada waktu itu ketika antibiotik belum tersedia, dan Nissle
menggunakan Escherichia
coli'''' Nissle 1917
ketegangan dalam salmonellosis infeksi akut gastrointestinal dan Shigellosis.
Pada tahun 1920,
Rettger menunjukkan bahwa "Bacillus Bulgaria" Metchnikoff itu,
kemudian disebu
t''Lactobacillus delbrueckii subsp''bulgaricus., Tidak bisa hidup di usus manusia, dan
fenomena makanan fermentasi mereda. Teori Metchnikoff adalah perdebatan (pada
tahap ini), dan orang-orang meragukan teorinya tentang umur panjang.
Setelah kematian
Metchnikoff pada tahun 1916, pusat kegiatan pindah ke Amerika Serikat. Itu
beralasan bahwa bakteri berasal dari usus lebih mungkin untuk menghasilkan efek
yang diinginkan dalam usus, dan pada tahun 1935 strain tertentu dari Lactobacillus
acidophilus''''ditemukan menjadi
sangat aktif ketika ditanamkan dalam saluran pencernaan manusia. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan organisme ini, dan hasil yang menggembirakan
diperoleh terutama di relief sembelit kronis.
Istilah "probiotik"
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 oleh Kollath. Kontras antibiotik,
probiotik didefinisikan sebagai mikroba faktor turunan yang merangsang
pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Pada tahun 1989 Roy Fuller mengusulkan
definisi probiotik yang telah banyak digunakan: "''A feed suplemen mikroba
hidup yang menguntungkan mempengaruhi hewan inang dengan meningkatkan
keseimbangan mikroba usus nya''". Definisi Fuller menekankan kebutuhan
untuk kelangsungan hidup probiotik dan memperkenalkan aspek efek menguntungkan
pada host. Dalam dekade berikutnya spesies bakteri asam laktat usus dengan
sifat kesehatan bermanfaat diduga telah diperkenalkan sebagai probiotik,
termasuk Lactobacillus
rhamnosus'''',''Lactobacillus casei'', dan''Lactobacillus johnsonii''.
2.3. Peranan Probiotik dalam
Budidaya
Peranan
bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem budi daya adalah :
1)
Menekan pertumbuhan bakteri patogen.
2)
Mempercepat degradasi bahan organik
dan limbah
3)
Meningkatkan ketersediaan nutrisi
esensial
4)
Meningkatkan aktivitas
mikroorganisme indigenus yang menguntungkan pada tanaman, misal Mycorriza,
Rhizobium dan bakteri pelarut pospat.
5)
Memfiksasi nitrogen
6)
Mengurangi pupuk dan pestisida.
Dengan
adanya probiotik maka proses degradasi bahan organik pada dasar tambak akan
lancar, sehingga menghasilkan zat-zat yang bermanfaat bagi pertumbuhan
plankton. Bahan organik yang mengalami mineralisasi oleh jasad pengurai
(probiotik) akan diubah menjadi bahan anorganik seperti nitrat dan pospat.
Bahan organik ini dapat digunakan secara langsung oleh fitoplankon dalam air
untuk kelangsungan hidupnya. Fitoplankton makanan bagi zooplankto, sehingga
jumlahnya melimpah. Hal ini menyebabkan perairan tersebut menjadi subur.
Zooplankton merupakan pakan alami bagi sebagian besar larva ikan, termasuk
larva. Dengan demikian maka ketersediaan pakan alami bagi ikan akan tetap
terjaga.
Pemberian
probiotik melalui lingkungan (air dan dasar tambak) bertujuan Memperbaiki serta
mempertahankan kualitas air dan dasar tambak, mengoksidasi senyawa organic sisa
pakan, kotoran udang, plankton dan organisme mati, menurunkan senyawa metabolit
beracun (ammonia, nitirt , H2S), mempercepat pembentukan dan kestabilan
plankton, menurunkan pertumbuhan bakteri yang merugikan, penyedia pakan alami
dalam bentuk flok bakteri dan menumbuhkan bakteri pengurai. Sedangkan pemberian
bakteri melalui pakan bertujuan : Menyeimbangkan fungsi usus sehingga mampu
menekan bakteri yang merugikan, menghasilkan enzim yang membantu sistem
pencernaaan makanan, mengandung protin yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dan
udang yang memekannya, dan meningkatkan kekebalan tubuh udang dan ikan.
Probiotik
dapat dibagi 2 kelompok yaitu ; bentuk cair merupakan mikroba dalam bentuk
suspensi (inokulan tunggal maupun multikultur) antara lain Lactobacillus,
Bacillus sp, Nitrobacteria dan bentuk padat yaitu mikroba diinokulasi (tunggal
atau multikultur) dalam media carier. (Simarmata, 2006).
2.4. Manfaat
Probiotik
Manfaat penggunaan probitotik dalam budidaya perairan
menurut Moriarty et al 2005 adalah :
1)Kualitas air
dan dasar kolam diperbaiki sehingga akan meminimalkan stress pada udang dan
akan meningkatkan kesehatannya.
2)Membersihkan
air buangan dari kolam sehingga dampak bagi lingkungan rendah
3)Bakteri yang
merugikan dan virus dapat terkontrol dan seluruh mikroorganisme di dalam ekosistem
perairan dapat diatur
4)Meningkatkan
sistem kekebalan pada udang
5)Memperbaiki
saluran pencernaan sehingga berdampak menekan terjadinya penyakit yang
diakibatkan oleh asimilasi makanan
6)Tidak perlu
digunakannya antibiotik. Sehingga akan menghentikan terjadinya kekebalan
bakteri yang merugikan
2.5.
Pengaruh Penggunaan Probiotik
Pengaruh
penggunaan probiotik adalah untuk aplikasi probiotik rutin dengan sistem
sedikit ganti air mempunyai pH cenderung tinggi, NH3 dan H2S relatif rendah,
kecerahan lebih pekat, suhu, salinitas, warna air, DO, pH, memenuhi kebutuhan
hewan yang dibudidayakan. Penggunaan probiotik pada usaha budidaya ikan dan
udang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan antibiotik, berpengaruh nyata
terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan, FCR dan produksi ikan serta udang.
Menurut
Simarmata (2006) mekanisme penggunaan probiotik dalam meningkatkan kualitas
air, kesehatan udang dan pengendalian secara biologis dapat diringkas sebagai
berikut :
1)
Menguraikan senyawa toksis
(detoksifikasi) dalam ekosistem tambak, terutama NH3 , NO2- dan H2S dan
menguraikan timbunan bahan organik dan detritus pada dasar tambak.
2)
Antagonisme yaitu mikroba tersebut
menghasilkan suatu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan patogen.
3)
Kompetisi yaitu mikroba probiotik
berkompetisi dengan mikroba patogen dalam memanfaatkan faktor tumbuh.
4)
Immunostimulan yaitu mikroba
probiotik meningkatkan sistem imun dari inang atau organisme menguntungkan
dalam ekosistem tambak.
5)
Meningkatkan status nutrisi yaitu
mikroba probiotik meningkatkan ketersediaan hara dan penguraian hara pada
inang.
Beberapa
penelitian tentang penggunaan probiotik dalam budidaya udang antara lain; hasil
penelitian Widanarni bertujuan mencari bakteri pembunuh yang alami. Ia menemukan
adanya kompetisi antara Vibrio harveyi dengan bakteri probiotik. Kondisi ini
terjadi saat Vibrio harveyi hendak melekatkan diri ke tubuh udang. Bakteri
probiotik tersebut menurut Widanarti bisa diperoleh dengan cara menapisnya
(screning) dari bakteri Vibrio juga, yang jenisnya adalah probiotik SKT-b
kepanjangan dari Skeletonema. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa
kelangsungan hidup larva udang windu dengan penambahan probiotik SKT-b menjadi
lebih besar (93%) dibandingkan tanpa SKT-b (68%). Penambahan probiotik SKT-b
ternyata berhasil mengurangi populasi Vibrio harveyi di saluran pencernaan
larva udang (Widanarti, 2005).
Sementara
itu Murtiati dkk (2006) melakukan penelitian tentang penggunaan probiotik pada
udang galah menjelaskan bahwa kolam perlakuan dengan biokatalisator ikan
bandeng dan probiotik EM4 (B) maupun MBPI (C) memberikan pengaruh yang baik
pada peningkatan kadar oksigen terlarut, yaitu pada kolam perlakuan ikan
bandeng dan EM4 konsentrasi tertinggi mencapai 8,24 mg/l dan pada kolam
perlakuan ikan bandeng dan MBPI 5,89 mg/l.
Pada penelitian yang sama diketahui juga bahwa dengan penggunaan
probiotik dapat menurunkan konsentrasi kandungan ammonia dan nitrit pada dasar
tambak.
Lingkungan
yang bersih bebas dari timbunan sisa-sisa penguraian bahan organik (Ammonia,
nitrit dan asam sulfida) serta kaya akan oksigen akan sangat membantu
pertumbuhan udang dan menjaga kesehatan udang selama pemeliharaan. Tehnik
aplikasi penggunaan probiotik dalam budidaya udang biasanya dilakukan pada saat
persiapan lahan. Setelah pemberian probiotik pada saat persiapan lahan maka
probiotik dapat kembali diberikan setelah benur ditebarkan, dan sebaiknya
diberikan secara rutin.
2.6. Jenis
Probiotik
Probiotik sebagai agen pengurai
(bioremediation) merupakan kelompok mikroorganisme terpilih yang menguntungkan
seperti Nitrosomonas, Cellumonas, Bacillus subtilis dan Nitrobacter. Dalam
aplikasinya di dunia perikanan, probiotik sebagai agen pengurai dapat digunakan
baik secara langsung dengan ditebarkan ke air atau melalui perantaraan makanan
hidup (live food). Jadi melalui penambahan bakteri yang menguntungkan ke kolam
atau bak pemeliharaan kualitas air dapat ditingkatkan. Penggunaan probiotik
jenis ini telah lama diterapkan pada tambak-tambak pemeliharaan udang windu
seperti super NB yang merupakan koloni bakteri Bacillus yang mampu menguraikan
senyawa nitrit dan super PS yang merupakan koloni bakteri sulfur khemoototrof
seperti bakteri Thiobacillus yang mampu menguraikan senyawa H2S yang bersifat
toksik bagi udang. Moriarty (1998) menggunakan probiotik yang mengandung
Bacillus spp. untuk tambak udang penaeid di Indonesia dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas air melalui dekomposisi materi organik, menyeimbangkan
komunitas mikroba serta menekan pertumbuhan patogen sehingga menyediakan
lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan udang. Melalui penggunaan probiotik
selama 160 hari pemeliharaan ternyata kehidupan udang lebih baik sehingga dapat
diperoleh panen lebih tinggi, sedangkan tambak yang tanpa aplikasi probiotik
Bacillus spp. mengalami kegagalan karena serangan Vibrio luminesence.
Banyak senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh
mikroba memiliki aktivitas imunostimulan pada hewan akuatik, misalnya Lipo Poli
Sakarida (LPS), peptidoglikan dan glukan. Penggunaan probiotik sebagai suplemen
pakan ikan atau udang juga menunjukkan aktivitas imunostimulasi, paling tidak
terlihat dari aktivitas lisozim yang mampu merusak dinding sel bakteri
(Irianto, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widanarni (2004)
menyatakan larva udang windu yang diberi pakan berupa artemia yang telah
diperkaya dengan probiotik (bakteri Vibrio alginolyticus) pertumbuhannya
mengalami peningkatan dibandingkan konrol yang tanpa pengkayaan. Dikatakan pula
bahwa termasuk mekanisme kerja dari probiotik adalah melalui perlindungan tubuh
larva sehingga bakteri V. harveyi tidak mampu melekatkan diri melekatkan diri
ke tubuh udang.
Di Negara-negara maju, penggunaan probiotik
pada budidaya perikanan telah berkembang cukup lama. Produk-produk probiotik
yang ditawarkan juga bermacam-macam baik merk dagang maupun spesifikasi
kegunaannya, di antaranya Aqualact, Probe-la, Lacto-sacc Epicin, Biogreen,
Environ, Wunopuo-15, dan Epizyme. Di Indonesia penggunaan probiotik pada
komoditas komersial seperti udang windu juga telah dimulai belasan tahun yang
lalu. Beberapa produk probiotik yang beredar di pasaran, seperti Actizyme yang
mampu meningkatkan nilai nutrisi pakan, Aqua-10 Dry, Aqua Simba dan EM4 (Effective
Microorganisme -4 ) yang berguna untuk memperbaiki kualitas air pemeliharaan,
juga telah banyak digunakan oleh para petambak udang. Pada Gambar 2. contoh
produk probiotik yang banyak digunakan pada kegiatan budidaya udang.
2.7. Perbedaan
Probiotik dengan Prebiotik
Definisi umum probiotik atau dikenal dengan
mikroorganisme “baik” adalah preparat yang terdiri dari mikroba hidup yang
dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral. Mikroba hidup itu
diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia atau
hewan dengan cara memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang
tinggal di dalam tubuh manusia atau hewan tersebut. Syarat-syarat probiotik
yang baik adalah probiotik harus tetap dalam keadaan hidup, daya untuk bertahan
hidup ketika melalui saluran pencernaan dan manfaat kesehatan yang dapat
dibuktikan keberadaannya.
Prebiotik didefinisikan sebagai ingredien yang tidak
dapat dicerna yang meng-hasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan
cara menstimulir secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba
terbatas pada saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kesehatan inang.
Suatu ingredien pangan dapat diklasifikasikan sebagai prebiotik bila memenuhi
persyaratan berikut; Pertama, tidak terhidrolisis atau terserap pada saluran
pencernaan bagian atas; Kedua, secara selektif dapat menstimulir pertumbuhan
bakteri yang menguntungkan pada kolon; dan ketiga, dapat menekan pertumbuhan
bakteri patogen, sehingga secara sistemik dapat meningkatkan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan
probiotik dalam budidaya ikan dapat meningkatkan daya dukung lingkungan dan
efesiensi pakan yang diberikan.
Probiotik dibagi 2 kelompok yaitu
bentuk cair dan bentuk padat.
Dengan adanya probiotik maka proses degradasi
bahan organik pada dasar tambak akan lancar, sehingga menghasilkan zat-zat yang
bermanfaat bagi pertumbuhan plankton
Probiotik sebagai agen pengurai
(bioremediation) merupakan kelompok mikroorganisme terpilih yang menguntungkan
seperti Nitrosomonas, Cellumonas, Bacillus subtilis dan Nitrobacter.
Definisi umum probiotik atau dikenal
dengan mikroorganisme “baik” adalah preparat yang terdiri dari mikroba hidup
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral.
Prebiotik didefinisikan sebagai
ingredien yang tidak dapat dicerna yang meng-hasilkan pengaruh menguntungkan
terhadap inang dengan cara menstimulir secara selektif pertumbuhan satu atau
lebih sejumlah mikroba terbatas pada saluran pencernaan sehingga dapat
meningkatkan kesehatan inang.
3.2. Saran
Dengan adanyan penerapan tehnologi probiotik
disarankan untuk dapat diterapkan oleh para pembudidaya udang ataupun ikan
sebagai usaha pencegahan secara biologis terhadap serangan penyakit dan
percepatan pertumbuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010. Membuat Pakan Ikan
Air Tawar. http:// lemlit. unila. ac.id./membuat pakan ikan air tawar.html.
(Kamis, 30 Desember 2010).
Anonim,2010. Modul Program
Keahlian Budidaya Ikan Membuat Pakan Ikan Buatan. http://
pijvedca.depdiknas.go.id/perikanan bdat.pdf. (Kamis, 30 Desember 2010).
Mulki. 2005. Pemilihan Teknologi
Tepung Ikan. Mimbar ilmiah No. 2/15/2005.
Murtidjo. B. 2001. Beberapa Metode
Pengolahan Tepung Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Puspita, Ati. 2005. Jenis Dan
Kualitas Tepung Ikan. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur Vol. 4 No. 1 Tahun
2005.
Komentar
Posting Komentar