BAB
Ӏ
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
Makna
osmoregulasi adalah proses mengatur dan menyeimbangkan konsentrasi asupan
cairan dan pengeluaran oleh sel atau cairan tubuh organisme hidup. Sementara
pemahaman tentang osmoregulasi ikan Tekanan osmotik cairan tubuh pengaturan
sesuai untuk kehidupan ikan, sehingga proses-proses fisiologis fungsi tubuh
normal (Homeostasis). ka sel menerima terlalu banyak air maka akan meletus, dan
sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati.
Osmoregulasi juga ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak
diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
Kebanyakan
invertebrata berhabitat di laut tidak secara aktif mengelola sistem osmosis
mereka, dan dikenal sebagai osmoconformer. Osmoconformer memiliki osmolaritas
internal yang sama dengan lingkungan sehingga tidak ada kecenderungan untuk
mendapatkan atau kehilangan air. Karena osmoconformer paling hidup dalam
lingkungan yang memiliki komposisi kimia yang sangat stabil (di laut) maka
osmoconformer yang cenderung memiliki osmolaritas konstan. Sementara
osmoregulator adalah organisme yang menjaga osmolaritas tanpa tergantung pada
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kemampuan untuk mengatur ini
osmoregulator kemudian dapat hidup dalam lingkungan air tawar, darat, dan laut.
Di lingkungan dengan konsentrasi rendah cairan, osmoregulator akan merilis
kelebihan cairan dan sebaliknya.
Untuk
organisme akuatik, proses ini digunakan sebagai ukuran untuk menyeimbangkan
tekanan osmosa antara substansi dalam tubuh dengan lingkungan melalui sel permeabel.
Dengan demikian, semakin jauh perbedaan tekanan osmotik antara tubuh dan
lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk
osmoregulasi mmelakukan sebagai adaptasi, hingga batas toleransi yang mereka
miliki. Oleh karena itu, pengetahuan tentang osmoregulasi sangat penting dalam
mengelola media air pemeliharaan kualitas, terutama salinitas. Hal ini karena
dalam osmoregulasi, proses regulasi terjadi melalui konsentrasi ion dan air
dalam tubuh dengan kondisi di lingkungan.
1.2. Tujuan Praktikum
I.
Mengetahui gradien osmotik
ikan nila antara cairan tubuh dengan lingkungannya.
II.
Mengetahui
permeabilitas
air dan garam
pada ikan nila
III.
Melihat
respon ikan pada media air percobaan
IV.
mengetahui pengambilan
garam secara selektif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Nila
Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Nila
Kordy
K.(2000) membuat catatan tentang bentuk tubuh (morfologi) seekor ikan nila (oreochromis niloticus) secara umum,
yaitu mempunyai bentik badan pipih ke samping memenjang, warna putih kehitaman,
makin ke perut makin terang. Ikan nila mempunyai garis vertikal 9-11 buah
berwarna hijau kebiruan. Mata ikan nila tampak menonjol agak besar dengan
bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut ikan terminal, posisi
sirip perut terhadap sirip dada thorocis,
garis rusuk (linea lateralis) terputus
menjadi dua bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada, jumlah sisik pada
garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid.
Penamaan
ikan nila dan mujair di Indonesia menjadi Oreochromis
nilotikus dan Oreochromis mossamicus
(Sugiarto, 1988). Sehingga klasifikasi ikan nila sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo :
Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis nilotikus
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu
dan Tempat
Prtikum osmoregulasi ini di lakukan di
Vedca Pertanian Cianjur pada :
Hari :
Senin-Kamis
Tanggal :
16-19 Januari 2013
Waktu :
15.00 s.d. 16.30 WIB
Tempat :Hatchery
sebelah timur Departemen Perikanan Budidaya PPPPTK Pertanian (VEDCA) Cianjur.
3.2
Alat dan Bahan
a. Alat
:
1. Toples
2. Aerator
3. Air
4. Timbangan
b. Bahan
:
1. Ikan
nila (5 ekor)
3.3
Prosedur Kerja
a. Siapkan
wadah dan media pengamatan.
b. Timbang
hewan uji dengan menggunakan timbangan digital.
c. Larutkan
garam yang sebelumnya telah ditentukan takarannya.
d. Masukkan
hewan uji ke dalam wadah pengamatan dengan salinitas 6 ppt.
e. Lakukan
pengamatan selama 3 hari.
f. Timbang
bobot hewan uji yang mati.
g. Setelah
3 hari timbang bobot hewan uji yang masih hidup.
h. Hitung
Survival Rate dan Mortalitas hewan uji tersebut, hitung juga Spesific Growth
Rate dari hewan yang telah dijadikan bahan penelitian.
3.4
Analisis Data
ü Tingkah
laku ikan sampel selama pengamatan osmoregulasi.
ü Lamanya
ikan sampel dapat bertahan dalam salinitas 6 ppt.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jenis ikan : Ikan Nila Oreochromis niloticus
Bobot Awal :
Bobot Akhir :
31,80 gr
§ Survival
Rate (SR)
=
§ Mortalitas
(Mr)
=
§ Specific
Growth Rate (SGR)
SGR
=
=
4.2. Pembahasan
Berdasar
kan hasil praktek kami tentang osmoregulasi ternyata sama seperti yang
dikatakan oleh(Taufik dan Eni, 2006). Osmoregulasi merupakan upaya yang
dilakukan oleh ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion antara tubuh
ikan dengan lingkungannya (Taufik dan Eni, 2006).terbukti pada hasil praktikum
kami yang mana dari ke 5 sampel ikan nila yang menjadi hewan praktikum,tak ada
seekor pun yang mati.
Proses adaptasi terhadap kondisi salinitas dilakukan melalui proses osmoregulasi yaitu proses pengaturan antara tekanan osmotik dalam tubuh agar sesuai dengan tekanan osmotik medianya (Rusdi dan Muhammad, 2006).
Pengertian Osmoregulasi.
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan (Isnaeni, 2006).
Kemampuan mengatur konsentrasi garam atau air di cairan internal disebut dengan osmoregulasi (Nybakken, 1992).
Osmoregulasi adalah proses organisme yang mampu mempertahankan perbedaan keseimbangan garam internal dari medium eksternal (Afrianto, 1996).
Organ Osmoregulasi.
Hampir semua hewan akuatik, organ yang sering digunakan dalam pertukaran air dengan lingkungannya adalah insang, usus dan ginjal. Dalam bentuk lain, kelompok air tawar seperti amfibi, kulit juga merupakan bagian penting dalam gerakan air (Gordon et. al , 1977).
Adapun organ-organ tubuh yang berperan sebagai tempat berlangsungnya osmoregulasi adalah : insang, saluran pencernaan, intergumen (kulit) dan organ ekskresi pada kelenjar antena (Mantel dan Farmer, 1983 dalam Kordi dan Andi, 2007).
Garam yang berakumulasi baik melalui makanan yang masuk maupun melalui difusi ke dalam melewati permukaan-permukaan seperti insang, dikeluarkan oleh ginjal dan oleh suatu linear khusus yang mengekskresikan garam yang terdapat dibagian caudal usus hiu (Villee, dkk , 1988).
Proses adaptasi terhadap kondisi salinitas dilakukan melalui proses osmoregulasi yaitu proses pengaturan antara tekanan osmotik dalam tubuh agar sesuai dengan tekanan osmotik medianya (Rusdi dan Muhammad, 2006).
Pengertian Osmoregulasi.
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan (Isnaeni, 2006).
Kemampuan mengatur konsentrasi garam atau air di cairan internal disebut dengan osmoregulasi (Nybakken, 1992).
Osmoregulasi adalah proses organisme yang mampu mempertahankan perbedaan keseimbangan garam internal dari medium eksternal (Afrianto, 1996).
Organ Osmoregulasi.
Hampir semua hewan akuatik, organ yang sering digunakan dalam pertukaran air dengan lingkungannya adalah insang, usus dan ginjal. Dalam bentuk lain, kelompok air tawar seperti amfibi, kulit juga merupakan bagian penting dalam gerakan air (Gordon et. al , 1977).
Adapun organ-organ tubuh yang berperan sebagai tempat berlangsungnya osmoregulasi adalah : insang, saluran pencernaan, intergumen (kulit) dan organ ekskresi pada kelenjar antena (Mantel dan Farmer, 1983 dalam Kordi dan Andi, 2007).
Garam yang berakumulasi baik melalui makanan yang masuk maupun melalui difusi ke dalam melewati permukaan-permukaan seperti insang, dikeluarkan oleh ginjal dan oleh suatu linear khusus yang mengekskresikan garam yang terdapat dibagian caudal usus hiu (Villee, dkk , 1988).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum saya,yang
saya jalani dapat di simpulkan bahwa osmoregulasi adalah proses mengatur dan menyeimbangkan
konsentrasi asupan cairan dan pengeluaran oleh sel atau cairan tubuh organisme
hidup. Sementara pemahaman tentang osmoregulasi ikan Tekanan osmotik cairan
tubuh pengaturan sesuai untuk kehidupan ikan, sehingga proses-proses fisiologis
fungsi tubuh normal (Homeostasis). karena sel menerima terlalu banyak air maka
akan meletus, dan sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut
dan mati.
Osmoregulasi merupakan upaya yang
dilakukan oleh ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion antara tubuh
ikan dengan lingkungannya, atau Osmoregulasi adalah proses organisme yang mampu
mempertahankan perbedaan keseimbangan garam internal dari medium eksternal.
5.2. Saran
Sebaiknya untuk pelaksanaan
praktikum selanjutnya,jangan diadakan ketika dekat dengan UAS atau ujian
lainnya, karna dapat menggangu konsetrasi mahasiswa dalam menghadapi UAS ada
baiknya di tunda dulu,mengingat mahasiswa juga membutuhkan waktu yang lama
untuk menyusun laporan. hanya itu saran saya mohon maaf, terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi, Ridwan. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press.
Putri, DSR. 2010. Pengaruh Perbedaan
salinitas Pada Ikan Nila Gift [terhubung berkala] http://fpik.unpad.ac.id/archives/430 (10 April 2011).
Suyanto Rachmatun.
2008. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebar
Swadaya
http://firarosalina.blogspot.com/2012/10/osmoregulasi.html
Komentar
Posting Komentar