KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkesempatan dalam memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “fekunditas ikan air tawar,payau,laut” ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dalam hal tugas
Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air.
Atas tersusunnya makalah ini, penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak
Laode M. Abdi Poto,
S.St Pi, M.Si dan Ibu Leli Lisnawati, SPi dan Ibu Yuli ,SPi selaku
dosen Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air.
2. Kedua
orang tua tercinta yang selalau memberikan do’a dan dukungannya`.
3. Semua pihak yang telah mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya harap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi makalah ini bisa lebih baik lagi.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Cianjur,
06 januari
2013
penulis
Amril Mukminin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.
Pengertian...................................................................................................... 1
B.
Macam-Macam
fekunditas............................................................................ 2
BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1.
Fekunditas Air Tawar..................................................................................... 3
2.2.
Fekunditas Air Payau..................................................................................... 4
2.3. Fekunditas Air Laut........................................................................................6
BAB ӀӀӀ. PENUTUP......................................................................................................... 12
3.1.
Kesimpulan..................................................................................................... 12
3.2.
Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13
BAB Ӏ
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Fekunditas
Fekunditas
secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi.
Dalam biologi,
fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme
atau populasi
yang diukur berdasarkan jumlah gamet,
biji, ataupun propagula aseksual. Dalam bidang demografi,
fekunditas adalah kapasitas reproduksi potensial suatu individu ataupun populasi.
Fekunditas berada di bawah kontrol genetik
maupun lingkungan dan merupakan ukuran utama kebugaran biologi suatu spesies.
Pengetahuan mengenai fekunditas
merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi
perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah satu
aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamika
populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen (Bagenal,
1978).
Dari
fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan
dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
Dalam hubungan ini tentu ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting
dan sangat erat hubungannya dengan strategi reprodusi dalam rangka
mempertahankan kehadiran spesies itu di alam.
Selain
itu, fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan dengan
bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah telur
yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi
dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas
antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan.
B.
Macam-macam Fekunditas
Telah
banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai fekunditas.
Mungkin definisi yang paling dekat dengan kebenarannya adalah seperti apa yang
terdapat pada ikan Salmon (Onchorynchus sp). Ikan ini selama hidupnya hanya
satu kali memijah dan kemudian mati.
Semua
telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang dimaksud
dengan fekunditas. Tetapi karena spesies ikan yang ada itu bermacam-macam dengan
sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti berdasarkan kepada definisi yang
umum tadi lebih mengembangkan lagi definisi fekunditas sehubungan dengan
aspek-aspek yang ditelitinya. Misalnya kesulitan yang timbul dalam menentukan
fekunditas itu ialah komposisi telur yang heterogen, tingkat kematangan gonad
yang tidak seragam dari populasi ikan termaksud, waktu pemijahan yang berbeda
dan lain-lainnya. Bagenal (1978) membedakan antara fekunditas yaitu jumlah
telur matang yang akan dikeluarkan dengan fertilitas yaitu jumlah telur matang
yang dikeluarkan oleh induk.
Menurut
Nikolsky (1963) jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan
fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Dalam hal ini
memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam
memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing
harus mendapatkan kesempatan yang sama. Konsekuensinya harus mengambil telur
dari beberapa bagian ovari (kalau bukan dengan metoda numerikal). Kalau ada
telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan
dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Tetapi pada tahun 1969,
Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur
dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula.
BAB ӀӀ
ISI DAN PEMBAHASAN
Fekunditas Ikan Air
Tawar, Payau, dan Laut
2.1. Fekunditas
Ikan Air Tawar
a.
Fekunditas
Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa
orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut
sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya
lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang
dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000-125.000 dan diameternya 0,3-1,5
mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8
bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap
parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5-8,5.
b.
Fekunditas
Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini
berkembang pertama kali di daerah Majalaya,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip
dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan
tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di
antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila,
rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah
telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000-110.000 butir per kilogram
induk.
c.
Fekunditas
Ikan Sasau
Fekunditas
ikan sasau yang dihitung adalah fekunditas mutlak pada TKG IV. Fekunditas ikan sasau
berkisar antara 88.442 sampai dengan 143.617 butir per ekor dengan nilai rataan
128.155 butir. Nilai tersebut
menunjukkan potensi telur yang dihasilkan untuk suatu pemijahan. Dari hasil
perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang cukup bervariasi menurut
panjang total ikan, bobot tubuh dan bobot gonad ikan.
d.
Fekunditas
Ikan Lelan
Fekunditas
ikan lelan berkisar antara 28.140-129.042
butir per ekor dengan nilai rataan 78.155 butir. Nilai tersebut menunjukan
potensi telur yang dihasilkan untuk suatu pemijahan. Dari perhitungan
fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang cukup bervariasi menurut panjang total
ikan, bobot tubuh dan bobot gonad ikan.
2.2. Fekunditas
Ikan Air Payau
a.
Fekunditas
Ikan Bandeng
Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin. Oleh
karena itu,
ikan bandeng dapat hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0,5-1,5 m dan berat badan 3-12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar 500.000-1.000.000 juta butir tiap kg berat badan.
ikan bandeng dapat hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0,5-1,5 m dan berat badan 3-12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar 500.000-1.000.000 juta butir tiap kg berat badan.
Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu
1,1-1,7 % bobot badan/hari. Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan
bobot per hari berkisar 40-50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1-2 g
membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai bobot 40 g.
b. Fekunditas Udang Windu
Secara keseluruhan lingkungan tambak yang digunakan
dengan penerapan “farm level biosecurity” mampu mendukung sistem pemeliharaan
terututama dalam hal mengeleminasi peluang masuknya organisme pathogen.
Dari sisi pertumbuhan calon induk, sistem yang digunakan dapat mendorong
tingkat pertumbuhan dengan rata-rata ADG sekitar 0.3 pada setiap generasi.
Kualitas induk yang dihasilkan lewat proses domestikasi masih lebih
rendah dari induk alam bila dibandingkan dengan tolok ukur respon terhadap
ablasi, fekunditas serta daya tetas telurnya. Respon terhadap
ablasi lebih lambat, terlihat dari jumlah hari yang dibutuhkan untuk matang
gonad setelah ablasi. Fekunditas rata-rata per ekor induk berkisar 300.000 butir untuk ukuran induk 150
gram pada setiap generasi.
c.
Fekunditas
Udang Vanname
Induk betina yang baru pertama memijah
telurnya berwarna kuning, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 3.000 ribu
sampai 5.000 ribu naupli sekali memijah. Kemudian untuk warna telur merah
kehitaman, produksi telurnya bisa antara 50.000 sampai 70.000. Telur yang
berwarna coklat produksinya bisa maksimal yaitu 150.000 sampai 200.000.
d. Fekunditas Ikan
Belanak
Analisis data meliputi distribusi
ukuran panjang dan berat, rasio jenis kelamin, distribusi tingkat kematangan
gonade, fekunditas dan hubungan antara panjang total dengan fekunditas. jenis
kelamin jantan dngan rasio 1 : 0,73. Terdapat variasi tingkat kematangan gonade
belanak betina namun demikian sebagian besar berada pada TKG I (35,42%) dan TKG
IV (31,25%), fekunditas berkisar antara 289.812-892.498
butir dengan rata-rata 507497 butir. hubungan panjang total dengan fekunditas
belanak berkolerasi positif mengikuti persamaan F = 92,62 L 1,8651 (r=0,54).
2.3. Fekunditas Ikan Air
Laut
a.
Fekunditas Ikan Kerapu Epinephelus Akaara
Fekunditas ikan kerapu spesies Epinephelus akaara yang berukuran
panjang standard 23-24 cm dapat mengandung telur sebanyak 75.000-530000 butir. Epinephelus morio ukuran panjang 45-65
cm mengandung telur sebanyak 1.500.000 butir, Epinephelus guttatus
ukuran panjang 35 cm mengandung telur sebanyak 233.237 butir, dan Epinephelus
diacanthus berukuran panjang 12.6-18.8 cm mengandung telur sebanyak
64.00-233.000 butir.
b.
Fekunditas Ikan Kerapu Macan
Pada induk kerapu macan yang diimplantasi pelet hormon LHRHa dosis 150ug
(1 ekor)dan dosis 240ug (2 ekor) serta 1 ekor dari kontrol. Jumlah telur yang
dihasilkan dari induk kontrol adalah 7.500.000 butir dengan frekwensi pemijahan
3 kali. Sedangkan derajat pembuahan (FR) 93.7-96.5 %.
Dan derajat penetasan (HR) 70.5-78.5 %. Selanjutnya dari induk yang
diimplantasi dihasilkan telur sebanyak 14.650.000
butir atau 4.883.000 butir/ekor dengan frekwensi pemijahan 4 kali derajat
pembuahan 95.6-98.5 % derajat penetasan 21,7-89.5 % (Mayunar et al.,
1995).
c.
Fekunditas Ikan Kerapu Mata Besar
Batch fekunditas seperti
pada beberapa ikan meningkat secara dramatis dengan panjang tubuh dengan
perkiraan batch fekunditas ikan tuna mata besar berkisar sekitar 1.000.000-5.000.000 setiap memijah
untuk ikan dengan ukuran berkisar dari 120-180 cm FL (Nikaido et al. 1991). Sun et al. 1999 memperkirakan rata-rata batch fekunditas untuk ikan
tuna mata besar pasifik barat adalah 3.470. 000 oocytes atau 59, 5 oocytes per
gram dari berat tubuh per ikan. Sementara itu, menurut The International Commission of Atlantic Tunas atau ICCAT 2006
jumlah telur yang dihasilkan ikan tuna mata besar tiap individunya antara
2.900. 000-6.300.000 setiap kali memijah.
d. Fekunditas
Ikan Kerapu Kertang
Induk Kerapu Kertang yang mulai memijah berukuran
antara 23-50kg/ekor, untuk mempercepat kematangan gonatd, induk berikan hormon
LHRHa secara implant dengan dosis 10-20 µm/kg berat badan/2 bulan sekali.
kematangan kelamin induk kerapu kertang dapat diketahui dengan cara mengurut
bagian perut ikan (striping). Sperma ikan siap pijah berwarna putih susu da
kental. Kematanagan induk betina diketahui dengan cara kanulasi, yaitu
memasukkan selang plastik kedalam lubang kelamin ikan kemudian dihisap. Telur
ikan yang siap dipijah berdiameter >450 mikron. Telur yang dibuahi akan
mengapung dipermukaan air dan berwarna transparan, dengan diameter 800-900 mikron. Telur akan menetas
dalam waktu 16-18 jam setelah pembuahan pada suhu 28-30C dan 30-32ppt
e. Fekunditas Ikan Kerapu Macan
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
merupakan salah satu jenis ikan kerapu yang bernilai ekonomis penting di
Indonesia yang aspek-aspek biologinya belum banyak dikaji. penelitian ini
mengkaji beberapa aspek biologi dan Epinephelus fuscoguttatus di Perairan
Kepulauan Spermonde yang meliputi kebiasaan makan yang ditentukan dengan
mengunakan indeks relatif penting (IRP), fekunditas dengan menggunakan gabungan
metode gravimetrik dan volumetrik serta penentuan tingkat kematangan gonad
dengan analisa secara deskriptif. penelitian ini diharapkan dapat menjadi
informasi dasar akan pengelolaan dan eksplorasi ikan tersebut untuk
selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kerapu bersifat karnivora
dengan jenis-jenis makanannya terdiri dari ikan, udang dan cumi-cumi, dimana
ikan sebgai makanan utama. Kisaran fekunditasnya adalah 115.449-992.527 butir telur. Berdasarkan tingkat kematangan
gonadnya ditemukan 100% ikan kerapu macan jantan berada pada TKG I, sedangkan
ikan kerapu macan betina 50% berada pada TKG I, 1,41% pada TKG II dan 9% pada
TKG III.
f. Fekunditas Ikan Kerapu Sunu
Ikan kerapu sunu merupakan salah satu komoditas
ekspor yang diminati oleh masyarakat luar maupun dalam negeri, sehingga
penangkapan semakin meningkat. Akibatnya populasi semakin menurun, dan
dikhawatirkan populasi akan punah sehingga diupayakan untuk budidaya dan
pengelolaan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan kajian aspek biologi
reproduksi, secara morfologi (makroskopik) dan Histologi (mikroskopik). Tingkat
pemanfaatan sumber daya ikan kerapu sunu diperairan Spermonde, Sulawesi
Selatan, secara morfologi (makroskopik) dan Histologi (mikroskopik). Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Februari samapi dengan Juli 2005 di perairan
Spermonde, Sulawesi Selatan.
Metode
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi.
Pengamatan Gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas secara gravimetrik, awal
matang gonad secara morfologi dan tingkat pemanfaatan berdasarkan petunjuk
King. Hasil yang diperoleh secara histologi menujukkan bahwa nisbah kelamin
betina, transisi dan jantan adalah 19 :11. Perkembangan gonad secara morfologi
(makroskopik) terdiri dari 4 stadia, secara histologi terdiri dari 6 stadia,
stadia transisi pada ukuran panjang 48 cm dan satdia jantan pada ukuran panjang
15 cm. Indeks kematangan gonad dengan panjang total 32-65 cm adalah
0,0722-3,1710. Fekunditas diperoleh kisaran 25.681-1.384,801 butir. Diameter telur diperoleh pada kisaran
antara 0,042-0,798 mm untuk TKG II dan TKG III. Ukuran rata-rata ikan betina
pertama kali matang gonad secara morfologi adalah 47,79 cm dan secara histologi
matang gonad pada kuran panjang 40-50 cm. Berdasarkan distribusi diameter telur
terlihat 3-4 modus yang menunjukkan bahwa model pemijahan ikan kerap sunu
adalah partial spanwner. Hubungan panjang bobot memperlihatkan bahwa
pertambahan panjang dan bobot tubuh bersifat isometrik. Faktor kondisi kan
kerapu sunu berkisar antara 0,38-3,31. Fluktuasi rata-rata faktor kondisi
individu diduga karena pengaruh penurunan bobot tubuh akibat pemijahan parsial.
Tingkat pemafaatan ikan kerapu sudah melampaui MSY.
BAB.ӀӀӀ
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fekunditas
adalah jumlah telur yang telah matang dalam suatu ovarium sebelum dikeluarkan
pada waktu memijah. Fekunditas yang seperti ini dinamakan fekunditas mutlak (fekunditas
individu), sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan
berat dan panjang ikan.
Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari
natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamika
populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen.
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam biologi perikanan. Arti fekunditas secara tidak langsung
kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan
pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Jumlah telur yang
dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi dengan
generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas antara
fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
adalah mohon kepada
ibu pembimbing agar tidak menyama rata kan tugas antara yang terlambat lebih lama .
ni info tentang berapa jumlah telur pada induk ikan air tawa,payau,dan laut
BalasHapuscakep, tq infonya yaa sgt mbantu
BalasHapusiya.. mbak,, sesama orang aceh tamiang harusaling membantu :D
Hapus