LAPORAN
PRAKTIKUM
“Ketehanan Ikan
Nila Diluar Media
Air (Oreochromis niloticus)”
DisusunOleh :
Amril Mukminin
Mata
Kuliah :Fisiologi
Hewan Air
PROGRAM PENDIDIKAN D4
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
(PPPPTK) PERTANIAN CIANJUR
JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkesempatan dalam memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan hasil praktikum
yang berjudul “ Ketahanan
Ikan Nila Diluar Media Air (oreochromis
niloticus)” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan
ini disusun dalam hal tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air. Atas tersusunnya laporan ini, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Laode M. Abdi Poto,
S.St Pi, M.Si dan Ibu Leli Lisnawati, SPi dan Ibu Yuli ,SPi selaku dosen Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Air.
2. Kedua
orang tua tercinta
yang selalu memberikan do’a dan dukungan nya`.
3. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan lapoan ini masih terlalu banyak kekurangan.Oleh karena itu, saya harap kan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak agar laporan ini dan selanjutnya bias lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Cianjur,
27 januari 2013
penulis
Amril Mukminin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2.Tujuan Praktikum............................................................................................. 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 2
2.1.
Ikan Nila......................................................................................................... 2
BAB III. METODOLOGI................................................................................................ 3
3.1.
WaktudanTempat......................................................................................... 3
3.2.
AlatdanBahan.............................................................................................. 3
3.3.
Prosedur kerja.............................................................................................. 4
3.4.
Analisa Data................................................................................................. 4
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN........................................................................ 5
4.1.
Hasil............................................................................................................. 5
4.2.
Pembahasan.................................................................................................. 6
BAB V. PENUTUP........................................................................................................... 8
5.1.
Kesimpulan..................................................................................................... 8
5.2.
Saran............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9
BAB Ӏ
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik
yang sebagian atau seluruh hidupnya di lingkungan perairan, baik ait tawar,
payau maupun laut. Organisme akuatik akan sering sekali menghadapi kondisi
lingkungan yang sering sekali berfluktuasi, baik karena faktor alam, maupun
karena aktivitas manusia. Perubahan lingkungan inilah yang harus dihadapi dan
disiasati oleh organisme akuatik agar mampu bertahan hidup. Organisme akuatik
akan memberikan respon yang bermacam-macam, tergatung pada jenis atau kondisi
perubahan lingkungan yang dihadapi.
Oksigen digunakan untuk proses metabolisme, oleh
karenanya keberadaan oksigen akan mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi
dalam tubuh organisme. Jika oksigen dalam perairan rendah, energi yang
dihasilkan dari proses metabolisme juga akan rendah. Ketika ikan dikeluarkan
dari medianya maka akan terjadi respon di dalam tubuh ikan terhadap pengaruh
lingkungan yang diberikan. Salah satu respon yang di uji dalam praktikum ini
adalah tingkat ketahanan ikan ketika berada di luar media air. Tingkat
ketahanan untuk bertahan di luar media air berbeda-beda tergantung pada jenis,
ukuran, kondisi fisiologis dan variabel lingkungan seperti suhu dan tingkat
kelembaban. Selain itu setiap jenis ikan memiliki toleransi yang berbeda dan
tingkah adaptasi yang berbeda terhadap ketahanan di luar media air.
Adanya
batas minimal oksigen terlarut yang dapat ditolerir oleh hewan akuatik dan
adanya variasi kebutuhan oksigen pada organisme akuatik maka perlu dikaji
tentang batas minimal kadar oksigen terlarut dan tingkat konsumsi oksigen untuk
hewan akuatik.
1.2. Tujuan Praktikum
I.
Mengetahui
Berapa lama ikan nila mampu bertahan di luar madia air
II.
Mengetahui konsumsi oksigen pada ikan nila
III.
Melihat respon ikan jika tanpa media air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Nila
Morfologi Dan
Klasifikasi Ikan Nila
Kordy
K.(2000) membuat catatan tentang bentuk tubuh (morfologi) seekor ikan nila (oreochromis niloticus) secara umum,
yaitu mempunyai bentik badan pipih ke samping memenjang, warna putih kehitaman,
makin ke perut makin terang. Ikan nila mempunyai garis vertikal 9-11 buah
berwarna hijau kebiruan. Mata ikan nila tampak menonjol agak besar dengan
bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut ikan terminal, posisi
sirip perut terhadap sirip dada thorocis,
garis rusuk (linea lateralis) terputus
menjadi dua bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada, jumlah sisik pada
garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid.
Penamaan
ikan nila dan mujair di Indonesia menjadi Oreochromis
nilotikus dan Oreochromis mossamicus
(Sugiarto, 1988). Sehingga klasifikasi ikan nila sebagai berikut
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo :
Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis nilotikus
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu
dan Tempat
Adapu pratikum “Ketahanan
Ikan Di Luar Media Air” ini di lakukan pada




3.2
Alat dan Bahan
a.
Alat :
1)
Toples
2)
Aerator
3)
Air
4)
Timbangan
5)
Stopwatch
b.
Bahan :
1)
Ikan nila (4 ekor)
3.3 Prosedur
Kerja
a.
Siapkan wadah dan media
pengamatan.
b.
Timbang hewan uji
dengan menggunakan timbangan digital.
c.
Masukkan ikan sampel ke
dalam wadah, biarkan beberapa saat, kemudian lakukan pengamatan saat ikan
sampel sudah tidak stress.
d.
Keluarkan ikan sampel
dari air dan biarkan selama 1, 5, 10, 15, 30 dan 60 menit, selanjutnya masukkan
kembali ke dalam wadah dan amati kondisinya.
e.
Catat setiap hasil
pengamatan.
3.4 Analisis Data
ü Tingkah
laku ikan sampel selama pengamatan diluar air.
ü Lamanya
ikan sampel dapat bertahan diluar air.
ü Lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh ikan sampel untuk normal kembali setelah masa
pembugaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Jenis Ikan
|
:
|
Ikan Nila (5 ekor)
|
Berat Ikan
|
:
|
78,54 / 4 = 19,64
|
Habitat
|
:
|
Air Tawar
|
Tabel
1. Tingkah Laku Hewan Uji di luar air
Lamanya
ikan di luar air (Menit)
|
Tingkah
laku ikan selama pengamatan
|
Lama
Pembugaran (menit)
|
Jumlah
ikan yang mati
|
1
|
·
Mulutnya mgap-mangap.
(Menit ke-20)
· Overculum
terbuka cepat.
· Sirip
punggung terbuka
|
1’
10’’
|
|
5
|
· Warna
ikan terlihat pucat.
· Mulutnya
mangap-mangap.
· Overculum
terbuka cepat.
· 1
ekor ikan melompat-lompat.
· Semua
ikan melompat-lompat.
· Sirip
punggung terbuka lebar.
· 2
ekor ikan melompat.
· 2
ekor ikan melemas.
· 2
ekor ikan melompat.
|
50”
|
|
10
|
· Mulut
mangap-mangap.
· Overculum
terbuka.
· 1
ekor ikan melompat.
· 2
ekor ikan melompat
· Sirip
punggung terbuka lebar.
· 1
ekor ikan diam melemah.
· 1
ekor melompat serta warna perut dan sirip ekor memerah.
· 1
ekor ikan overculumnya terbuka lebar dan tutup insang terlihat memerah.
· 3
ekor ikan diam melemah.
· 1
ekor ikan mulut dan overculumnya terbuka cepat.
|
3’
22’’
|
|
15
|
· 1
ekor ikan overculumnya terbuka dan mulutnya terbuka secara perlahan.
· 2
ekor ikan melemah.
· 2
ekor ikan mulut terbuka lambat.
· 1
ekor ikan melompat-lompat.
· 1
ekor ikan sirip pungggungnya terbuka lebar.
· Overculum
bergerak cepat.
· 1
ekor ikan membalikan tubuhnya.
· 1
ekor ikan melompat.
· Mulutnya
terbuka lebar dan 1 ekor ikan pingsan.
|
5’
17”
|
|
20
|
· Warna
ikan terlihat pucat.
· Mulut
terbuka lambat.
· 1
ekor ikan melompat-lompat.
· Overculum
terbuka lemah.
· 1
ekor ikan mulutnya terbuka lebar.
· 1
ekor ikan melompat-lompat.
· 2
ekor ikan tidak bergerak (pingsan).
|
|
|
4.2. Pembahasan
Oksigen digunakan untuk
proses metabolisme, oleh karenanya keberadaan oksigen akan mempengaruhi proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh organisme. Ketika ikan
yang berada pada medium yang tekanan parsial oksigennya berbeda antara tubuh
dan lingkungannya akan memenuhi kebutuhan oksigennya dengan cara memompa air
lebih besar melalui peningkatan frekuensi pergerakan operkulum. Oleh karena
itu, ikan yang tidak memiliki alat pernapasan tambahan cenderung bergerak lebih
aktif. Konsumsi oksigen dipengaruhi juga oleh kondisi fisiologis ikan tersebut.
apabila
ikan dikeluarkan dari media air, insang tidak akan mampu memanfaatkan oksigen
karena medium air dan medium udara berbeda dalam hal kerapatan maupun
kekentalannya meskipun sama-sama fluida. Hal ini akan berpengaruh terhadap
tingkah laku ikan untuk merespon perlakuan apabila dikeluarkan dari media air.
Insang ikan akan cendrung lengket dan berkurang kelembabannya apabila berada di
luar media. Umumnya ikan akan mengeluarkan lendir sebagai cara untuk
mempertahankan kelembabannya. Namun ada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat
pernapasan tambahan seperti labirin (sepat,
betok, gurame), arborescent (lele dan
patin), divertikula (gabus), bukopharinx (belut), maupun kulit (ikan
sebelah) yang mampu memanfaatkan langsung oksigen dari udara sehingga ketahanan
ikan-ikan tersebut menjadi lebih baik (Affandi, 2002).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,pada menit ke
15 lamanya ikan di luar air
ikan nila
stress Hal
ini terjadi karena pada ikan nila tidak terdapat alat pernapasan tambahan
seperti ikan-ikan lainnya sehingga ikan nila lebih cepat stress atau
mungkin mati
ketika berada di luar media air. Asumsi ini didukung oleh pendapat Putri (2010) ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam
dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Nila juga dapat hidup di
sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk, rawa, sawah, tambak air
payau, atau di dalam jaring terapung di laut. Ikan nila juga merupakan jenis
ikan euryhaline yaitu memiliki kisaran salinitas yang lebar namun ikan nila
tidak mempunyai alat pernapasan tambahan untuk membantunya mengikat oksigen
udara bebas sehingga sangat sensitif ketika berada di luar air. Pendapat lain
yang dikemukakan oleh Afandi dan Tang (2002) bahwa ikan akan meningkatkan
frekuensi pemompaan air atau memperbesar volume air yang melewati insang dalam
kondisi oksigen yang ekstrim.
Berdasarkan hasil percobaan juga diperoleh data bahwa pada
beberapa ulangan terdapat beberapa ikan nila yang Stress ketika berada di luar media air
dalam waktu yang relatif lebih lama. Hal ini disebabkan karena ikan nila
kehabisan energi akibat stress yang dikarenakan kekurangan oksigen.
Frekuensi pemompaan oksigen atau
laju bukaan mulut dan operculum ikan nila saat berada di luar maupun di dalam
media air adalah relatif lebih cepat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang
diperoleh pada praktikum ini dapat simpulkan bahwa praktikan telah dapat mengetahui
jenis ikan nila
atau biota akuatik yang tidak mempunyai ketahanan hidup di luar media hidupnya. Karena tidak mempunyai alat pernapasan tambahan
sehingga tidak mampu memanfaatkan oksigen di udara
untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
5.2. Saran
Sebaiknya
untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya, hewan air yang digunakan bukan hanya ikan nila saja, tetapi juga ikan lain seperti jenis cat fish dan
gourame.
Sehingga praktikan dapat mengetahui respirasi dan ketahanan ikan yang lain di luar media air juga sebagai
perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press.
Putri, DSR. 2010. Pengaruh Perbedaan
salinitas Pada Ikan Nila Gift [terhubung berkala] http://fpik.unpad.ac.id/archives/430
(10 April 2011).
Suyanto Rachmatun.
2008. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya
http://www.hariansumutpos.com/2009/10/penyakit-ikan-air-tawar.html
Komentar
Posting Komentar